Waspada Diare pada Anak, Jika Alami Hal Ini Segera Bawa ke Dokter
- Pixabay
BANDUNG – Diare merupakan salah satu jenis penyakit yang rentan mengintai anak dan berakibat fatal. Terlebih, diare sebenarnya dapat dicegah namun kerap diabaikan lantaran tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta sering jajan sembarangan tanpa melihat kebersihan jajanan tersebut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa anak balita sangat rentan diintai diare yang memicu kematian. Pencegahan yang digadangkan pemerintah yakni melalui vaksinasi, namun sebanyak 1,7 juta bayi terhambat mendapatkan vaksinasi lantaran pandemi COVID-19. Maka dari itu, pihaknya meminta tenaga kesehatan untuk bisa memperluas jangkauan imunisasi.
"Rotavirus dan PCV di anak 5 tahun karena kematian anak terbesar dari pneumonia dan infeksi diare. Kedua penyebab kematian terbesar ini sudah ada vaksinnya yaitu anti pneumonia dan anti diare," tegasnya, dalam keterangan pers beberapa waktu lalu.
Diare adalah kondisi perubahan frekuensi buang air besar (BAB) yang disertai perubahan konsistensinya, yakni BAB menjadi lebih lembek atau cair dan frekuensinya meningkat. Meski rentan mengintai anak, kondisi diare sebenarnya dapat dialami siapa saja.
"Bisa dikatakan hampir semua orang pernah mengalami diare, karena memang dari penyebabnya pun bisa karena infeksi atau tidak cocok dengan makanan. Jadi memang akan mudah dialami oleh semua orang," ujar Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi Ardiani.
Ada dua tipe diare. Pertama, diare akut, yakni terjadi kurang dari dua minggu, yang biasanya disebabkan oleh makanan terkontaminasi atau infeksi virus, bakteri, atau parasit.
"Diare juga bisa disebabkan karena penularan infeksi melalui fekal oral. Misalnya, saya diare dan ke kamar mandi tapi saya cuci tangannya tidak bersih, lalu saya pegang gagang pintu, nah ketika orang lain pegang gagang pintu itu lalu gigit jari, maka orang itu bisa terkena diare," tambahnya.