Begini Cara Pencegahan Obesitas pada Anak

Bayi obesitas, Kenz
Sumber :
  • VIVA/Rahmat Fatahillah Ilham

VIVA Bandung – Studi yang dilakukan oleh Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) menemukan, kasus obesitas pada anak dan remaja meningkat dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Kementerian Kesehatan RI juga mengungkapkan kekhawatiran mengenai peningkatan kasus obesitas anak akibat pandemi.

Sebagian besar kasus obesitas pada anak disebabkan oleh faktor eksogen (dari luar). Termasuk dengan minim gerak akibat larangan untuk berbaur dan keluar rumah selama dua tahun terakhir sehingga anak tak lagi terbiasa banyak beraktivitas.

"Penyebabnya, makan berlebihan dan kurang aktivitas fisik," ujar Dokter spesialis anak konsultan endokrinologi, dr. Frida Soesanti Sp.A(K), dalam keterangannya, dikutip Jumat 10 Maret 2023.

Menurut dokter Frida, inilah yang terjadi selama pandemi. Aktivitas anak terbatas di rumah saja. Untuk mengatasi rasa bosan pada anak, tak jarang orangtua berusaha menyenangkan anak dengan membelikan makanan tinggi kalori, ataupun minuman manis. 

"Sementara itu, sebagian besar waktu anak dihabiskan dengan gawai. Akhirnya kalori yang masuk melebihi kalori yang keluar," imbuhnya. 

Alhasil, perlahan tapi pasti anak pun menggemuk. Meski pandemi sudah mulai terkendali, sayangnya kebiasaan makan yang kurang baik serta minimnya aktivitas fisik selama pandemi, telanjur terbentuk. Butuh keseriusan dari orangtua untuk mengembalikan pola makan anak menjadi lebih sehat, serta mendorong mereka untuk lebih aktif.

"Perbaikan pola makan tidak ada gunanya tanpa aktivitas fisik. Tidak perlu ambisius dengan olahraga khusus. Ajak anak bergerak selama 30 menit sudah cukup. Ketika endurance sudah baik, baru ditambah intensitasnya," pungkas dr. Frida