Selain Islam, Ternyata Ini Agama yang Dianut Masyarkat Palestina di Gaza dan Tepi Barat
- Pixabay
VIVA Bandung - Orang-orang Palestina, juga dikenal sebagai Arab Palestina, adalah kelompok etno nasional yang berasal dari keturunan mereka yang telah tinggal di wilayah tersebut selama ribuan tahun.
Penduduk Palestina didominasi oleh orang Arab. Menurut berbagai sumber, meskipun konflik bersenjata masih terjadi hingga saat ini, separuh dari populasi Palestina di seluruh dunia tinggal di wilayah yang sebelumnya dikenal sebagai Mandatory Palestina, yang saat ini mencakup Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Sebagian besar penduduk Palestina, termasuk mereka yang tinggal di luar negeri, memeluk agama Islam. Pemerintah mewajibkan setiap warga Palestina untuk mencantumkan keyakinan agama mereka di kartu identitas resmi.
Data menunjukkan bahwa sekitar 98% warga Palestina mengidentifikasi diri mereka sebagai Muslim Sunni.
Sementara itu, agama Kristen merupakan minoritas dengan perkiraan sekitar 52.000 orang yang tersebar di seluruh wilayah pendudukan sejak 2013.
Jumlah individu yang tidak memiliki keyakinan agama tertentu, seperti ateis dan agnostik, yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza, relatif sedikit.
Namun, terdapat sejumlah pemukiman Yahudi Israel yang menetap di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.
Banyak umat Kristen yang menganggap wilayah bersejarah Palestina sebagai tempat yang suci, sejalan dengan pandangan umat Islam dan Yahudi.
Kota-kota seperti Betlehem dan Yerusalem memiliki signifikansi dalam kisah-kisah Alkitab tentang Yesus.
Mayoritas penganut agama Kristen di Palestina tinggal di Yerusalem Timur, Betlehem, Ramallah, dan Nablus, sedangkan jumlah mereka di Gaza sangat sedikit.
Sayangnya, komunitas Kristen di Gaza hampir punah akibat serangan Israel. Menariknya, umat Kristen Palestina jarang menghadapi diskriminasi sosial dari sesama warga Palestina berdasarkan keyakinan agama mereka.
Mereka lebih fokus pada identitas bersama sebagai orang Palestina daripada perbedaan agama.
Mayoritas umat Muslim dan minoritas Kristen di wilayah tersebut memiliki sejarah toleransi dan saling menghormati.
Misalnya, warga Palestina menutup toko sesuai dengan keyakinan agama masing-masing dan merayakan hari raya keagamaan bersama.