Jamu Diakui Dunia, Tapi Masih Banyak yang Meremehkan Obat Herbal
- Pixabay
Untuk mencapai hal tersebut, Kementerian Kesehatan mulai menerapkan transformasi sistem kesehatan dengan 6 pilar, di mana ketahanan sektor farmasi merupakan bagian dari transformasi ini.
"Agenda transformasi ini mencerminkan dukungan Kementerian Kesehatan dalam pengembangan dan pemanfaatan jamu di bidang kesehatan. Di lokasi pengembangan, kami mendorong penelitian, pengembangan, hingga penanganan dan pemanenan bahan baku untuk memastikan standar kualitas dalam produksi. Kami menyelaraskan upaya untuk mendukung UKM untuk mengembangkan bisnis dan pasar mereka," pungkasnya.
Di situs permintaan, kata Lucia, Kemenkes menyediakan Formularium Fitofarmaka yang diluncurkan pada semester pertama tahun 2022 ini. Pemerintah menyediakan dana alokasi khusus bagi pemerintah daerah untuk menggunakan produk lokal.
"Kami percaya tindakan ini akan membawa pemanfaatan Green Pharmacy dan memberikan keberlanjutan dalam pengaturan perawatan kesehatan kami. Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk merupakan bagian dari visi SDGs dan tetap menjadi agenda kita," tuturnya.
Menurut Lucia, hal ini juga sejalan dengan visi Presiden untuk menciptakan masyarakat yang sehat, produktif dan mandiri. Untuk itu, harus ada lebih banyak tindakan kolaboratif antar pemangku kepentingan untuk meningkatkan ketahanan kesehatan.
"Saya menggarisbawahi bagian penting dari Green Pharmacy, dan mendorong semua peserta untuk memberikan rekomendasi berkelanjutan kepada pemerintah dan pemangku kepentingan dalam mengoptimalkan peran Green Pharmacy dalam mendukung arsitektur kesehatan global," imbuh Lucia.
Berada dalam ruang diskusi yang sama, Director of Research & Business Development Dexa Group, Dr. Raymond Tjandrawinata, menambahkan, Indonesia seperti halnya India dengan ayuverda dan lain-lain, kita memiliki jamu tradisional yang baik untuk pencegahan penyakit dan sebagainya dan telah digunakan oleh masyarakat.