Urine Berbusa, Waspada Gejala Ginjal Bocor

Ilustrasi urine
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Urine berbusa adalah kondisi cairan urine yang menimbulkan buih saat buang air kecil. Pada beberapa kasus, urine berbusa yang lebih jarang terjadi tergolong normal. Namun, kondisi ini mungkin perlu Anda waspadai apabila cairan urine tampak keruh, jumlah busa air kencing banyak, dan sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir.

Urine berbusa yang disertai dengan gejala penyakit lainnya harus diwaspadai. Segera lakukan pemeriksaan kesehatan jika mengalami urine berbusa yang disertai dengan tubuh bengkak hingga nyeri saat buang air kecil. Kondisi ini bisa menjadi gejala awal dari penyakit yang berkaitan dengan ginjal, termasuk proteinuria alias ginjal bocor.

Ada kondisi di mana jumlah kandungan protein di dalam urine menjadi sangat banyak dan melebihi ambang batas normal. Alhasil, urine yang dikeluarkan akan terlihat berbeda dari kondisi normal, serta terlihat berbusa. Kondisi inilah yang disebut dengan istilah proteinuria atau albuminuria. Salah satu penyebab penyakit ini adalah kerusakan pada filter ginjal. 

Filter ginjal, yang disebut glomeruli, bisa mengalami kerusakan hingga menyebabkan protein dalam darah bocor. Zat tersebut kemudian tercampur dan keluar melalui air seni. Dalam kondisi normal, organ ginjal berfungsi untuk menyaring air dan limbah berlebihan pada darah kemudian mengeluarkannya dari tubuh melalui urine. 

Sementara itu, protein dan zat penting lain yang dibutuhkan oleh tubuh akan dibiarkan tetap tinggal di dalam aliran darah. Pada pengidap penyakit ginjal, proses ini tidak bisa berjalan normal dan filter tersebut tidak bisa melakukan penyaringan sebagaimana mestinya. Alhasil, zat protein bisa masuk ke dalam urine dan menyebabkan kencing berbusa.

Dokter spesialis penyakit dalam Zubairi Djoerban menyebut salah satu cirinya bisa dilihat dari penampakan urine. Kerusakan ginjal bisa membuat urine berbusa karena adanya kebocoran protein dari ginjal. Bukan hal yang sulit untuk mengetahui adanya kerusakan ginjal melalui urine. Kata Zubairi, sederhananya adalah dengan memeriksakan urine secara rutin.

"Busa itu salah satu gejala kadar protein tinggi dalam urine, dan memang bisa jadi pertanda adanya penyakit ginjal," kata Zubairi melalui kicauannya di Twitter, Kamis, 20 Oktober 2022.

Ketika urine rutin diperiksa, akan terlihat kandungan albumin yang ada di dalam urine tersebut. Selain itu, albumin juga bertugas untuk menjaga tekanan pada pembuluh darah dan mengangkut za-zat seperti hormon atau obat-obatan. "Nanti akan ketahuan apakah ada albumin di urine. Positif berapa? Positif 1, 2, atau 3 atau 4. Kalau 4 berarti ada bocor ginjal yang berat," ungkap Zubairi melanjutkan.

Untuk memastikannya, Anda bisa menampung urine hingga 24 jam. Kemudian bawa urine tersebut ke laboratorium. Nantinya urine akan diukur secara kuantitatif. Dilihat berapa jumlah gram dari urine dalam 24 jam kebocoran.

Penyebab Urine Berbusa

Selain disebabkan oleh kandung kemih yang penuh, ada beberapa beberapa kondisi yang juga menjadi penyebab urine berbusa yang dilansir dari laman alodokter, di antaranya:

1. Dehidrasi

Urine berbusa bisa menjadi salah satu tanda dehidrasi yang perlu segera diatasi. Saat tubuh kekurangan cairan, kadar air dalam urine jauh lebih sedikit dibandingkan dengan kadar garam, gula, dan protein. Hal ini bisa mengakibatkan air kencing menjadi berbusa.

Selain urine berbusa, kondisi ini biasanya juga disertai dengan gejala lain, seperti sering merasa haus, tubuh terasa lemas, mulut dan bibir tampak kering, serta urine berwarna lebih pekat dan berbau menyengat.

2. Efek Samping Obat-obatan

Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti phenazopyridine untuk menangani infeksi saluran kencing, lithium untuk mengobati gangguan bipolar, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), juga dapat menyebabkan urine berbusa.

Meski demikian, urine berbusa yang disebabkan oleh obat-obatan umumnya dapat menghilang dengan sendirinya bila pengobatan sudah selesai atau dihentikan.

3. Ejakulasi Retrograde

Kondisi urine berbusa juga dapat disebabkan oleh ejakulasi retrograde, yaitu kondisi ketika air mani tidak keluar melalui penis saat ejakulasi, melainkan masuk ke dalam kandung kemih. Hal ini membuat urine tampak keruh dan berbusa saat buang air kecil.

4. Proteinuria atau Ginjal Bocor

Munculnya urine berbusa juga menjadi salah satu gejala proteinuria atau kadar protein tinggi dalam urine. Tingginya kadar protein pada urine ini bisa menjadi pertanda adanya penyakit ginjal. 

Umumnya, urine mengandung protein dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun, akibat kerusakan di ginjal, protein tidak mampu menyaring atau menyerap protein kembali ke dalam darah. Protein yang keluar bersama urine ini akan bereaksi dengan udara sehingga menimbulkan busa.

Selain beragam penyebab air kencing berbusa di atas, ada beberapa penyakit yang juga diduga dapat memicu kondisi ini, seperti infeksi saluran kencing, penyakit hati, multiple myeloma, dan penyakt celiac.

Cara Mengatasi Urine Berbusa

Dokter mungkin akan meresepkan obat atau prosedur medis tertentu untuk penderita ginjal. Perubahan gaya hidup juga bisa direkomendasikan mengatasi urine berbusa, seperti:

- menjaga pola makan sehat dengan membatasi asupan garam dan protein,

- memenuhi kebutuhan air putih setiap hari,

- mengendalikan tekanan darah tinggi,

- mengelola kadar gula darah,

- berolahraga secara teratur,

- berhenti merokok dan membatasi alkohol, serta

- tidak sembarangan minum obat dan vitamin

(dra)