Kebijakan Baru dari Google Berantas Disinformasi Online

Ilustrasi Hacker
Sumber :
  • pexels.com

Bandung – Di era digital yang semakin kompleks, ancaman penyalahgunaan online terus meningkat. Google mengumumkan terobosan baru dalam penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi penyalahgunaan di internet secara cepat dan efektif.

Dalam pertemuan Google Responsible AI Summit di Paris, VP Trust & Safety Google, Laurie Richardson, menyoroti upaya perusahaan dalam memperkuat keamanannya melalui penerapan AI yang bertanggung jawab.

Google kini menggunakan model bahasa besar (LLM) untuk mengidentifikasi berbagai jenis penyalahgunaan, mulai dari narasi disinformasi hingga barang palsu. Dengan kemampuan membangun dan melatih model dalam waktu singkat, tim Google dapat merespons dengan cepat terhadap ancaman yang terus berkembang. 

Selain itu, teknologi ini memungkinkan Google untuk melatih sistem deteksi dalam lebih banyak bahasa, menggandakan jumlah bahasa yang tercakup hanya dalam beberapa bulan. Hasilnya, Google bisa lebih cepat dan akurat dalam melindungi pengguna dari konten berbahaya.

Selain mendeteksi penyalahgunaan, Google juga fokus pada kolaborasi dan transparansi dalam pengembangan AI. Salah satunya melalui kerja sama dengan C2PA untuk memastikan keaslian konten online, seperti memastikan apakah sebuah foto diambil dengan kamera atau dihasilkan oleh AI.

Dengan memberikan konteks yang jelas, Google ingin meningkatkan literasi media pengguna dan membantu mereka membuat keputusan yang lebih bijak terkait informasi yang mereka konsumsi.