Alumni Ponpes Al Zaytun Ngaku 6 Tahun Belajar Islam Tapi Rasakan Keanehan Setelah Lulus
- Wikipedia
VIVA Bandung – Dugaan aliran sesat di Pondok Pesantren Al Zaytun Indramayu tetap menjadi sorotan publik. Baru-baru ini, Muhammad Ikhsan sebagai salah satu alumni Ponpes besutan Panji Gumilang itu membantah semua tuduhan yang menyebut tidak mewajibkan solat, ibadah puasa, ibadah haji serta memperbolehkan berzina karena dosanya bisa ditebus dengan uang.
Hal tersebut diungkap oleh Ikhsan saat menjadi narasumber di acara tvOne dalam program Catatan Demokrasi, pada Selasa (20/6/2023)
"Saya bukannya mau membela Panji Gumilang, tapi saya ingin menerangkan, seterang-terangnya dan sejujurnya," kata Ikhsan, dikutip VIVA pada Rabu (21/6/2023).
Ikhsan menyebut, semua tuduhan yang disebut oleh mantan tokoh NII bernama Ken Setiawan adalah bohong atau tidak benar.
"Praktek-praktek itu tidak diaplikasikan ke santri, atau yang bersekolah di sana. Jadi, itu bukan di Al Zaytun. Di Al Zaytun gak ada praktek-praktek yang demikian, tuduhannya Mas Ken tidak ada yang betul, apalagi tuduhan yang mengatakan bahwa jika membayar Rp 2 juta, dipersilahkan zina," tambahnya.
Ikhsan mengaku sakit hati dengan tuduhan-tuduhan miring yang menyerang Ponpes Al Zaytun dalam periode dirinya masih menjadi santri di pesantren tersebut.
"Itu tuduhan yang paling mengerikan buat kami, itu membuat kami sakit hati sekali. Kami sebagai alumni ya yang pernah belajar 6 tahun disana," katanya.
Ikhsan mengaku selama enam tahun belajar syariat-syariat islam di Ponpes Al Zaytun dengan benar. Namun, setelah lulus dari pondok pesantren Al Zaytun, Ikhsan juga merasakan keanehan di dalamnya pada tahun 2018 hingga 2019.
"Dulu selama 6 tahun belajar, syariat-syariat islam itu diajarkan di Al Zaytun. Namun setelah saya lulus, saya juga mulai memperhatikan beberapa pengurus dan petinggi di sana tuh, dari tahun 2018 atau 2019, mereka udah joget-joget dan nyanyi-nyanyi yahudi itu saya udah perhatikan," pungkasnya.
Sebagai informasi, Ponpes Al-Zaytun menjadi sorotan publik setelah memperbolehkan santri berzina karena dosanya bisa ditebus dengan uang. Hal ini diungkap oleh Ken Setiawan, mantan tokoh Negara Islam Indonesia (NII) dalam podcast YouTube Herri Pras beberapa waktu lalu.
Ken mengungkap secara gamblang pemahaman yang dianut Ponpes Al-Zaytun yang tidak memperbolehkan santrinya untuk berpacaran dan berzina. Namun, aturan tersebut tak berlaku untuk mereka yang memiliki uang. Karena bisa menebus dosanya dengan menggunakan uang.
“Gak boleh pacaran, gak boleh berzina, kalau gak punya duit. Kalau punya duit, bisa dilakukan. Nanti ada majelis hukumnya bertahkim, kena pasal sekian, kena dosa, (dengan bayar) dua juta dosanya hilang,” kata Ken Setiawan, dikutip dari kanal YouTube Herri Pras.