Pro Kontra Jumlah Sianida di Tubuh Mirna
- VIVA.co.id
Bandung - Kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin kembali menjadi sorotan publik akhir-akhir ini. Terbaru, ahli forensik, patologi dan DNA, dr. Djaja Surya Atmadja membeberkan bahwa racun sianida yang berada di tubuh Mirna hanya mencapai 0,2 mg.
Dr. Djaja sendiri mengungkap jika hanya ditemukan takaran sianida sebanyak 0,2 mg saja tentu tidak mungkin bisa membunuh Mirna. Selain itu, kemungkinan besar 0,2 mg itu yang ditemukan di tubuh Mirna merupakan hasil pembusukan di tubuhnya.
Namun di satu sisi, Prof. Eddy Hiariej sempat membantah pernyataan Dr. Djaja. Melalui podcast Denny Sumargo, Wakil Menteri Hukum dan HAM itu menyebut bahwa bukan hanya 0,2 mg sianida saja yang ditemukan di tubuh Mirna. Ternyata kata dia, ditemukan 950 mg per liter natrium di tubuh Mirna.
"Diambil sampelnya dari lambung, dari empedu, dari hati kemudian diuji di laboratorium forensik. Lalu yang membacakan hasil uji laboratorium forensik itu profesor Budi Sampoerna. Ditemukan natrium sianida, NaCN itu dalam satu rangkaian senyawa. 0,2 sianida mg per liter tetapi juga ada 950 mg natrium per liter," kata dia.
Ramainya penuturan Prof. Eddy ini sempat dipertanyakan oleh netizen. Hal ini akhirnya membuat kuasa hukum Jessica Wongso, Otto Hasibuan angkat bicara.
Dalam podcastnya bersama dr. Richard Lee, Otto menjelaskan berdasarkan hasil pemeriksaan bahwa yang ditemui positif 900 mg per liter adalah natrium bukan natrium sianida. Richard Lee juga mengungkap bahwa natrium adalah hal yang wajar dalam tubuh dan tidak berbahaya.
"Setahu saya natrium itu adalah garam," kata dr. Richard Lee.
"Jadi orang itu di podcast di Kejaksaan kemarin itu, yang di podcast Densu itu dia bilang bahwa jangan hanya liat 0,2 liat juga 950mg natrium. Tapi dia twist natrium sianida. Padahal datanya ini adalah natrium," kata Otto Hasibuan melansir tayangan YouTube dr. Richard Lee.
"Karena yang membunuh setahu saya adalah CN negatif sianidanya," sahut dr. Richard Lee.
"Dia twist bilang natrium sianida 950mg, kalau nggak salah ya saya," sambung Otto Hasibuan.
Ramainya tentang 950mg natrium sianida yang disebut oleh Wakil Menteri Hukum dan HAM itu sempat membuat Richard Lee penasaran. Dia bahkan langsung menelpon dr. Djaja untuk meminta penjelasan.
"Setelah saya baca ini, jadi saya lebih komplit. Karena saya enggak begitu jelas apa yang dimaksud dengan 950 dan saya sampai telfon dokter Djaja malam harinya. 'dokter Djaja apa sih itu 950'," kata Richard Lee.
Diungkap Ricahard Lee, dr. Djaja menjelaskan bahwa 950mg itu adalah natrium. Sementara natrium sendiri adalah hal yang wajar ada di dalam tubuh seseorang.
''(dr. Djaja) oh itu natria dan natrium itu hal yang wajar dalam tubuh kita' itu dia berbicara. Ya saya bilang kalau natrium doang ya hal yang wajar saya bilang. Karena NA positif kalau bertemu dengan cairan lambung kalau enggak salah akan menjadi NaOH (natrium hidroksida)," jelas Richard Lee.
Sementara itu, Otto Hasibuan juga sempat memperlihatkan hasil pemeriksaan dalam laporan BAP yang mengungkap bahwa hasil pemeriksaan pada sampel tubuh Mirna negatif sianida.
"Jadi barang bukti nomor 4 itu diambil pada waktu itu 70 menit setelah dia meninggal dimasukkan dalam pipet itu, itulah yang dikirim ke Labfor Polri dan hasilnya negatif," jelas Otto Hasibuan.
Selain itu, dari hasil pemeriksaan urine juga menjelaskan negatif sianida. Kemudian dari barang bukti kelima yakni toples cairan lambung Mirna yang dimasukkan ke sebuah toples yang diambil pada hari ketiga setelah Mirna meninggal memang ditemukan 0,2mg per liter sianida dan positif ion natrium 900 mg per liter.