Ramai Protes Film Kiblat, Ustadz Adi Hidayat: Baiknya Mengedukasi, Bukan Sekedar Mencari Peminat
- Istimewa
VIVA Bandung - Protes terhadap serial film kiblat yang dibintangi oleh Ria Ricis semakin menggema di media sosial.
Mereka menilai, film ini sangat tidak bermoral dan bahkan diduga telah menistakan agama islam.
Usai viralnya protes tersebut, berbagai kalangan pun akhirnya angkat bicara, tak terkecuali dai kondang, Ustadz Adi Hidayat (UAH).
Menurutnya, akan lebih baik jika segala bentuk konten atau film yang akan disajikan kepada masyarakat tidak hanya bertujuan untuk mencari sensasi saja.
Lebih dari itu, UAH menekankan pentingnya nilai-nilai moral yang harus disajikan dengan konten tersebut agar memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Dengan begitu, diharapkan para seniman yang sering menciptakan film bisa berkontribusi untuk memberikan nilai-nilai kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
"Konten baiknya menyajikan berbagai tuntunan yang betul-betul bisa dipedomani, mengandung nilai etis, moral, mengedukasi, mengarahkan pada kebaikan, bukan sekadar mencari peminat ataupun juga penikmat dengan genre tertentu yang justru melahirkan kontroversi," ungkap UAH seperti dilansir dari kanal YouTube Adi Hidayat Official, pada Rabu, 27 Maret 2024.
UAH menekankan, pentingnya membuat sebuah film yang menarik, namun dengan catatn tidak bertentangan dengan keyakinan beragama seseorang.
"Sah saja membuat judul yang menarik perhatian, namun menjadi tidak sah itu dilakukan jika bertentangan baik dengan nilai moral yang telah mengakar di masyarakat apalagi nilai keyakinan-keyakinan tertentu," lanjutnya.
UAH percaya, sebuah film akan diminati oleh para penonton jika disajikan dengan cara yang menarik, asal tidak mengganggu kondusifitas di tengah-tengah masyarakat.
"Insya Allah akan laku juga jika itu disajikan dengan cara yang baik, memikat, dan baik. Jika ada yang baik, mengapa harus menyajikan yang kurang baik, jika ada sholeh mengapa harus memilih yang salah. Akan lebih bagus dilakukan dengan cara promosi yang baik," ucapnya.
Tidak hanya itu, UAH tidak setuju jika pelaku seni menggunakan alasan masyarakat harus nonton dulu film tersebut sebelum memberikan tanggapan.
Baginya, promosi bisa dilakukan dengan cara yang baik tanpa menimbulkan kontroversi di tengah-tengah masyarakat.
Dia kembali menekankan, penting mengedepankan nilai promosi yang baik yang tidak bertentangan dengan nilai-nilai kepercayaan masyarakat setempat.
"Tidak harus kemudian berkata: 'Wah ini kan belum lihat saja isinya.' Ya bagus-bagus saja ya hal demikian. Tapi akan lebih bagus bila promosinya pun dilakukan dengan cara yang baik ya,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.
“Tidak perlu kita membuat tema yang rasa-rasanya akrab di telinga kalangan tertentu atau nilai religiusitas tertentu, tapi ternyata hal yang demikian sajiannya bertabrakan dengan apa yang telah jamak dimengerti," ungkapnya.