Profil Ebrahim Raisi, Presiden Iran yang Dinyatakan Tewas Akibat Insiden Kecelakaan

Presiden Iran Ebrahim Raisi bersama Presiden RI, Joko Widodo.
Sumber :
  • tvonenews.com

VIVA Bandung - Ebrahim Raisi merupakan sosok tokoh ulama yang sudah diprediksi sebagai calon pemimpin tertinggi di Republik Islam Iran.

Di usianya yang ke-63 tahun, Raisi kini mengalami insiden kecelakaan helikopter pada Minggu.

Dikabarkan kini sosok Raisi sudah tiada setelah kecelakaan helikopter yang dialaminya.

Usai kejadian tersebut, banyak yang penasaran siapa sosok Presiden Ebrahim Raisi yang sebenarnya.

 Profil

Presiden Iran, Ebrahim Raisi.

Photo :
  • Viva.co.id

 

Ebrahim Raisi sebelumnya merupakan pemimpin peradilan di Republik Islam Iran.

Dilansir dari AP News, Raisi sebelumnya sempat mencalonkan diri sebagai Presiden di tahun 2017, namun kalah dari Hassan Rouhani.

Tidak putus asa, Raisi kembali mencalonkan diri pada Pemilu 2021 dan menang dengan perolehan suara 62%.

Namun, di tahun tersebut, Iran memasuki catatan pemilu terburuk dengan partisipan terendah sepanjang sejarah.

Pasalnya, banyak kandidat potensial yang dilarang untuk mencalonkan diri.

Buntut hal itu, jutaan warga Iran akhirnya memilih untuk tidak berpartisipasi dalam pesta politik lima tahunan tersebut. 

Kepemimpinan Ebrahim Raisi di berbagai bidang bukan tanpa kontroversi.

Di tahun 1998, ia memiliki andil besar dalam eksekusi massal tahanan politik pemerintah pada saat itu.

Eksekusi itu diambil ketika Presiden Iran saat itu, Ayatollah Ruhollah Khomeini menerima gencatan senjata dengan Irak yang difasilitasi oleh PBB.

Akibat keputusan mengerikan ini, di tahun 2019, Departemen Keuangan AS memberikan sanksi terhadap Raisi dan negaranya.

Sanksi-sanksi dari dunia Internasional terus berdatangan untuk negaranya karena diduga telah melanggar hak asasi manusia.

Setelah Raisi menjabat sebagai Presiden, hubungan Iran dengan dunia barat semakin memburuk.

Hal itu tak lepas dari kebijakan pengayaan uranium Iran hingga mendekati tingkat senjata. 

Selain itu, sosok Raisi juga sempat jadi perbincangan hangat beberapa bulan lalu usai militer Iran menggencarkan serangan rudal massal ke Israel sebagai aksi balas dendam. 

Di dalam negeri, sosok Ebrahim Raisi juga tak lepas dari kontroversi.

Raisi diduga mendukung aksi kekerasan terhadap masyarakat yang berbeda pendapat.

Di tahun 2022, usai kematian Mahsa Amini kemudian menyusul protes dalam skala nasional, lebih dari 500 orang tewas dan 22.000 dijadikan tahanan.

Sebuah investigasi yang dilakukan PBB, menyimpulkan pemerintah Iran bertanggung jawab atas kekerasan fisik yang menyebabkan kematian Amini setelah penangkapannya karena tidak mengenakan hijab sesuai aturan.