IHSG Hari Ini Masih Merosot di Angka 0,8 Persen, BI Siapkan Amunisi

ilustrasi index harga saham gabungan (IHSG) anjlok
Sumber :
  • istimewa

BANDUNG – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini masih cenderung kurang baik, sepanjang pekan ini, Indeks bursa saham acuan Indonesia merosot 0,8 persen secara point-to-point.

Pada perdagangan Jumat kemarin, IHSG ditutup melesat di angka 1,32% ke level 6.740,22. Dalam harian, sepanjang pekan ini IHSG cenderung volatil, di mana pada perdagangan awal pekan ini, IHSG ambruk 2,28 persen ke 6.639,17.

Pada pekan ini, IHSG diperdagangkan di kisaran 6.600-6.700. Hingga saat ini, IHSG belum mampu menyentuh kembali zona psikologisnya di 7.000.

Selama sepekan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 43,4 triliun. Investor asing tercatat masih melakukan aksi jual bersih (net sell) hingga mencapai Rp 2,66 triliun di seluruh pasar pada pekan ini.

Kondisi ini dipengaruhi oleh makroekonomi global yang masih belum menentu, sehingga investor tidak akan mempertahankannya dalam waktu yang lebih lama.

Data yang pertama kali dirilis, yakni cadangan devisa (cadev). Bank Indonesia (BI) pada Kamis lalu melaporkan, cadangan devisa per akhir bulan lalu berada di US$ 136,4 miliar. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar US$ 135,6 miliar.

Cadangan devisa ini merupakan "amunisi" bagi BI untuk melakukan intervensi terhadap pergerakan rupiah jika mengalami tekanan yang besar.

Semakin besar cadangan devisa, BI juga semakin banyak, bisa memberikan kepercayaan pasar terhadap stabilitas nilai tukar. BI memiliki kebijakan triple intervention, yakni intervensi di pasar spot, obligasi, dan domestic non-deliverable forward (NDF).

"Peningkatan posisi cadangan devisa pada Juni 2022 antara lain dipengaruhi oleh penerbitan global bond pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa," dalam keterangan tertulis BI. (Irv)