Kisah Kampung Jahit Maharani: Dari Padang untuk Indonesia

Elsa Maharani Penerima Penghargaan Satu Indonesia Award 2020
Sumber :
  • Screenshot Instagram @elsamaharrani

VIVABandung – Di tengah tantangan ekonomi masyarakat Simpang Koto Tingga, Kelurahan Ambacang, Kecamatan Kuranji, Padang, Elsa Maharani hadir dengan solusi kreatif melalui Kampung Jahit Maharani.

Ini Alasan KH Imam Jazuli Ajak Masyarakat Teledani Gus Miftah

Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi ekonomi warga yang mayoritas bekerja sebagai kuli bangunan, petani, dan asisten rumah tangga, Elsa bersama suaminya, Fajri Gufran Zainal, membangun inisiatif pemberdayaan yang kini telah mengubah nasib puluhan keluarga.

Perjalanan Elsa dimulai pada 2016 dengan modal Rp 3 juta untuk berjualan produk fashion secara online. Pengalaman berharga didapatnya ketika menjadi distributor 5-6 brand hijab nasional.

KH Imam Jazuli Cirebon Ajak Masyarakat Teladani Sikap Kesatria Gus Miftah

Berbekal pengetahuan dari hulu ke hilir dalam bisnis fashion, pada pertengahan 2019, Elsa memberanikan diri meluncurkan brand sendiri bernama Maharrani Hijab.

Konsep Kampung Jahit lahir dari pemahaman Elsa tentang pemberdayaan masyarakat yang dipelajarinya semasa kuliah di Unand Padang. Ia meyakini bahwa kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan derajat ekonomi.

Apresiasi Langkah Menteri Agama Menjadi Teladan Pejabat Berintegritas

"Masalah kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan status ekonomi masyarakat. Maka konsep inilah yang kami tanamkan untuk Kampung Jahit Maharani, ibu-ibu tetap di rumah, bisa menjaga kesehatan keluarga, tapi tetap bisa berpenghasilan," ungkap Elsa.

Sistem kerja Kampung Jahit Maharani dirancang dengan mempertimbangkan peran ganda perempuan. Para penjahit, yang kini berjumlah 31 orang, dapat bekerja dari rumah masing-masing dengan mesin jahit sendiri.

Halaman Selanjutnya
img_title