Kisah Kampung Jahit Maharani: Dari Padang untuk Indonesia
- Screenshot Instagram @elsamaharrani
VIVABandung – Di tengah tantangan ekonomi masyarakat Simpang Koto Tingga, Kelurahan Ambacang, Kecamatan Kuranji, Padang, Elsa Maharani hadir dengan solusi kreatif melalui Kampung Jahit Maharani.
Berawal dari keprihatinan terhadap kondisi ekonomi warga yang mayoritas bekerja sebagai kuli bangunan, petani, dan asisten rumah tangga, Elsa bersama suaminya, Fajri Gufran Zainal, membangun inisiatif pemberdayaan yang kini telah mengubah nasib puluhan keluarga.
Perjalanan Elsa dimulai pada 2016 dengan modal Rp 3 juta untuk berjualan produk fashion secara online. Pengalaman berharga didapatnya ketika menjadi distributor 5-6 brand hijab nasional.
Berbekal pengetahuan dari hulu ke hilir dalam bisnis fashion, pada pertengahan 2019, Elsa memberanikan diri meluncurkan brand sendiri bernama Maharrani Hijab.
Konsep Kampung Jahit lahir dari pemahaman Elsa tentang pemberdayaan masyarakat yang dipelajarinya semasa kuliah di Unand Padang. Ia meyakini bahwa kesejahteraan masyarakat berkaitan erat dengan derajat ekonomi.
"Masalah kesehatan tidak bisa dipisahkan dengan status ekonomi masyarakat. Maka konsep inilah yang kami tanamkan untuk Kampung Jahit Maharani, ibu-ibu tetap di rumah, bisa menjaga kesehatan keluarga, tapi tetap bisa berpenghasilan," ungkap Elsa.
Sistem kerja Kampung Jahit Maharani dirancang dengan mempertimbangkan peran ganda perempuan. Para penjahit, yang kini berjumlah 31 orang, dapat bekerja dari rumah masing-masing dengan mesin jahit sendiri.