Profil Kiai Imaduddin Utsman Albantani, Viral Usai Membongkar Kepalsuan Nasab Baalawi
- screenshot YouTube Rhoma Irama.
Bandung, VIVA - Sosok Kiai Imaduddin Utsman baru-baru ini sedang marak dibicarakan warganet di media sosial.
Hal itu tak lepas dari tesis dan ceramahnya yang mencoba membongkar dan membatalkan nasa Ba'alawi di Indonesia.
Menurutnya, nasab para Habib di Indonesia tidak tersambung dengan Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, Kiai Imad juga kerap mengkritik ceramah-ceramah para oknum Habib yang dinilai tidak sesuai dengan ajaran Islam. Lantas, siapa sebenarnya Kiai Imad?
Profil
Dikutip dari berbagai sumber, KH Imaduddin Utsman Al-Bantani merupakan seorang tokoh Nahdlatul Ulama (NU) kelahiran Cempaka-Kresek, Kabupaten Tangerang, pada 15 Agustus 1976.
Namanya mulai dikenal masyarakat Indonesia setelah berani mengupas sejarah dan polemik nasab para Habib yang tergabung dalam organisasi Rabithah Alawiyyah.
Dari sanad keilmuan, Kiai Imad berlalang buana menempuh pendidikan di berbagai pesantren di Tanah Jawa, salah satunya Ponpes Ashabul Maimanah Sampang Tirtayasa pimpinan KH Muhammad Syanwani.
Kini Kiai Imad sudah memiliki Ponpes sendiri yang diberi nama Ponpes Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka, Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten.
Berkat kiprahnya dalam berdakwah, Kiai Imad tercatat dipercaya masuk bagian Komisi Fatwa MUI Provinsi Banten periode 2022-2027.
Selain itu, Kiai Imad juga tercatat sebagai penasihat Gerakan Muda Nahdlatul Ulama (GMNU) sekaligus Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMI-NU) Provinsi Banten Masa Khidmat 2018-2023.
Berdasarkan informasi yang dihimpun VIVA Bandung, Kiai Imad sudah banyak membuat karya tulis pada disiplin ilmu keagamaan.
Hal itu lantaran sosok Kiai Imad mempuni dalam bidang Fikih, Tafsir, Hadis, Nahwu, Shorof, dan disiplin ilmu keagamaan Islam lainnya.
Namanya kini semakin dikenal umat Islam di Indonesia lantaran berani berkomentar tentang nasab Habib yang tergabung dalam Rabithah Alawiyyah.
Pria yang akrab disapa Kiai Imad itu menyebut jika nasab para Habib di Indonesia sama sekali tidak tersambung kepada Nabi Muhammad SAW.
Pendapat itu ia simpulkan setelah dilakukan pengamatan melalui kacamata akademik, diantaranya ilmu nasab, tes DNA, sejarah, hingga filologi.
Kini pendapatnya tersebut tentang nasab Ba'alawi sudah dibukukan dan disebarluaskan ke publik.