Bukan Bullying, Dokter PPDS Anestesi Undip Bunuh Diri Diduga Karena Hal Ini
- tvonenews.com
Bandung, VIVA - Kabar bunuh dirinya seorang Dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Prodi Anestesi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) berinisial AR di kamar kosnya berhasil menggemparkan jagat media.
Kabar burung yang beredar, AR nekat mengakhiri hidupnya lantaran menjadi korban bullying.
Meski begitu, Plt Direktur RSUD Kardinah Lenny Harlina belum bisa memastikan kebenaran soal bully tersebut.
"Belum dipastikan kebenaran tentang bully pada almarhumah. Kita percayakan Kemenkes bersama Undip untuk mencari penyebab utamanya," kata Lenny, Kamis (15/8/2024).
Lenny menjelaskan, AR merupakan seorang ASN yang bekerja di RSUD Kardinah, Kota Tegal sejak 2019.
Dia mengaku, sosok pribadi AR semasa bekerja di sini dikenal sebagai dokter yang ramah dan cerdas.
"Makanya wajar beliau dapat beasiswa untuk pendidikannya. Kami pihak rumah sakit merasa kehilangan atas kepergian beliau," ungkapnya.
Dikutip dari tvOnenews, Kamis 15 Agutus 2024, Abdul Rozak selaku ketua RT tempat almarhum tinggal, mengatakan jika almarhum sudah dimakamkan di TPU Mbah Panggung, Kota Tegal pada Selasa (13/8/2024) lalu sekitar pukul 14.00 WIB.
"Almarhumah masih lajang. Dia asli kelahiran sini (Mintaragen). Sosok beliau baik dan sopan. Kami sangat mengenalnya sejak almarhumah masih kecil," terangnya.
Sebelumnya diberitakan, AR diduga mengakhiri hidupnya di kamar kos di kawasan Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Senin (12/08/2024) lalu.
AR diduga mengakhiri hidupnya karena mendapat perundungan saat menempuh pendidikan di PPDS.
Dugaan tersebut tertera dalam Surat Pemberhentian Program Anestesi Undip di RSUP Dr. Kariadi bernomor surat TK.02.02/D/44137/2024 yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI.