Selain Aniaya Pacar Adiknya, Polwan Ini Bikin Ketua RW Meninggal Dunia

Riri Aprilia Kartin, korban penganiayaan oleh oknum Polwan
Sumber :
  • tvOne/M Arifin

BANDUNG – Nama Polwan Brigadir IR baru-baru ini menjadi sorotan publik. Pasalnya, ia menjadi tersangka penganiayaan seorang wanita bernama Riri Aprilia, yang juga pacar adiknya.

Penganiayaan itu dilakukan Brigadir IR bersama ibunya berinisial UYL. Peristiwa itu terjadi di sebuah kontrakan. Saat itu Riri tengah bersama pacarnya.

Tiba-tiba Brigadir IR bersama ibunya mendatangi lokasi kejadian. Selain itu, ada juga Ketua RW setempat yang bermaksud melerai masalah tersebut.

Riri Aprilia Kartin, korban penganiayaan oleh oknum Polwan

Photo :
  • tvOne/M Arifin

Namun, upaya melerai dari Ketua RW itu tak ditanggapi, malah Brigadir IR memanggil rekannya yang juga sesama anggota Polri dari BNNP Riau.

Dalam kejadian tersebut nampaknya terjadi suatu yang tak diduga-duga. Brigadir IR disebut membentak hingga meneriaki Ketua RW hingga mengalami serangan jantung.

Hal tersebut terungkap lewat percakapan antara Riri dengan pemilik kontrakan melalui aplikasi perpesanan WhatsApp (WA).

Tangkapan layar percakapan WA itu diunggah Riri di akun Instagram pribadinya pada Minggu, 25 September 2022.

"Ri…Pak RW itu meninggal dunia," demikian bunyi percakapan WA dari kontak bernama Bu Delima Kontrakan.

Percakapan WA antara Riri dengan Bu Delima Kontrakan

Photo :
  • Instagram

Bahkan, Bu Delima Kontrakan menyebut jika masalah tersebut bakal memanjang karena keluarga RW tak terima dengan perlakuan Brigadir IR.

"Kayaknya ini jadi panjang, Ri. Anak-anaknya Pak RW yang (anggota) TNI tidak terima bapaknya digituin polwan itu," ungkapnya.

Sebelumnya Riri menceritakan mendapatkan penganiayaan yang dilakukan oleh ibu dan kakak kekasihnya yang merupakan anggota Polwan BNNP Riau. 

Melansir tvOnenews, Riri telah menjalin hubungan dengan kekasihnya sudah berjalan tiga tahun, tapi hubungan itu tidak berjalan lancar seperti yang diinginkannya. 

"Hubungan kami tidak direstui oleh keluarga pacar saya, meskipun sudah berjalan tiga tahun ini, meski sebelumnya sempat 'lost contact' selama tiga bulan," kata Riri, Minggu, 25 September 2022.

"Awalnya ini cinta tak direstui. Kami ini dilarang untuk komunikasi, dilarang bertemu lagi. Tetapi kami sudah diberi peringatan sampai pada hari itu nomor pacar saya dilacak oleh kakak pacar yang juga seorang Polwan ini," katanya.

Beriring berjalan waktu, pada hari Rabu (21/9/2022) malam, Riri didatangi oleh seorang Polwan Brigadir IDR beserta ibunya Y kerumah kontrakan di Jalan Tiung Ujung, Gang Tiung Tiga, yang merupakan kakak dan ibu kandung dari kekasihnya.

"Saat itu saya dan pacar saya RZ yang juga anggota polisi dan berdinas di Ditnarkoba Polda Riau sedang duduk bermain game di ruang tamu. Ibu dan kakaknya datang sambil mengetok pintu agar dibukakan," ujarnya. 

Setelah didatangi Polwan Brigadir IDR dan ibunya, ia langsung diminta keluar dari kontrakannya. Sang pacar yang mendengar suara kakak dan ibunya menolak dan minta masalah itu diselesaikan di rumah.

"Negosiasi pacar saya dan keluarganya tidak berhasil, sehingga membuat kakak dan ibunya semakin marah," jelasnya. 

Bridgadir IDR dan ibunya Y bersikeras menemui korban yang saat itu sudah bersembunyi di dalam kamar. 

"Saat mereka telah masuk dalam kamar, saya langsung dipukul, dicakar, rambut saya dijambak, hingga badan saya memar-memar biru, bekas cakaran di leher, dan di kepala ada bengkak," jelas Riri.

Tidak hanya disiksa, Riri juga mengaku disekap dalam kamar dalam kondisi lampu dimatikan, pada saat itu kakaknya juga berkata kalau ia merupakan anggota BNNP Riau. 

"Setelah itu, kakaknya menelpon teman temannya, sehingga saya di masukkan ke dalam mobil dan dibawa ke kantor BNNP Riau. Sampai di sana saya hampir dianiaya lagi, tapi karena ada temannya yang melarang, saya tidak jadi dianiaya, dan dilepaskan," jelasnya.

Atas insiden itulah Riri akhirnya memilih untuk melaporkan Brigadir IDR dan ibunya Y atas dugaan penganiayaan ke Polda Riau. Laporan dibuat, Kamis (22/9/2022) dini hari setelah kejadian.

Usai membuat laporan, korban menyatakan tidak akan pernah mundur. Apalagi kejadian ini sudah melukainya, tidak hanya secara fisik tapi juga batin serta keluarganya.

"Keluarga saya tidak terima, ketakutan juga," singkat Riri.

Setelah laporan dan pengakuan penganiayaannya viral di media sosial, korban mengaku sudah dihubungi oleh pacarnya, agar mencabut laporannya. Jika tidak mencabut, korban mengaku akan mendapat masalah nantinya

"Seperti ancaman gitu, katanya saya akan mendapatkan masalah," cerita Riri.