Terungkap Pelaku Penganiayaan Santri Kediri Hingga Tewas, Ternyata Dibantai Kakak Senior

Polisi tetapkan empat orang tersangka atas tewasnya santri di Kediri.
Sumber :
  • Viva.co.id

Bandung – Empat santri senior telah ditangkap oleh Satreskrim Polres Kediri Kota atas kematian santri asal Banyuwangi, Bintang Balqis Maulana (14), pada hari Jum'at pagi. 

Terkuak Alasan George Sugama Halim Aniaya Karyawati, Bukan Karena Emosi

Menurut AKBP Bramastyo Priyaji, Kapolres Kediri Kota, mungkin korban tewas akibat kekerasan terhadap seniornya di wilayah ponpes di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kediri. 

“Kita masih dalami dari saksi-saksi yang ada, baik di wilayah Kediri ataupun di lingkup Pondok Pesantren," ujranya kepada awak media Senin, 26 Februari 2024.

Polisi Bantah Anak Bos Toko Roti Penganiaya Karyawati Kebal Hukum

Hingga saat ini, Bram masih berkolaborasi dengan Polres Banyuwangi karena jenazah korban telah dipulangkan ke rumahnya di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi. 

Polisi tetapkan empat orang tersangka atas tewasnya santri di Kediri.

Photo :
  • Viva.co.id
Polisi Ringkus Anak Bos Toko Roti yang Aniaya Karyawati di Sukabumi

Sebelum ini, dilaporkan bahwa seorang santri berusia 14 tahun bernama Bintang Balqis Maulana dipulangkan dari salah satu pondok pesantren di Kediri ke rumahnya di Dusun Kendeng Lembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, dalam keadaan meninggal dunia. 

Dalam unggahan akun X@Pai_C1, Perwakilan pondok pesantren mengantarkan jenazah Bintang ke kediaman keluarganya dalam keadaan sudah terbungkus kain kafan pada Sabu (24/02/22) dini hari.

Sontak kedatangan pihak ponpes dan jenazah bintang langsung disambut isak tangis pihak keluarga.

Mereka tak menyangka anak yang mereka titipkan untuk didik di ponpes justru pulang tak bernyawa dalam kondisi yang tidak wajar. 

Berdasarkan narasi unggahan, Bintang meninggal diduga akibat dianiaya oleh sejumlah santri lainnya di ponpes tersebut. 

“Seorang santri diduga tewas karena dianiaya di sebuah pondok pesantren,” demikian narasi unggahan, Minggu, 25 Februari 2024 malam.

Korban awalnya dikabarkan meninggal karena terjatuh di kamar mandi, menurut Mia Nur Khasanah, kaka kandung korban yang berusia 22 tahun. 

Dia mengatakan bahwa ketika mereka melihat ceceran darah dari keranda jenazah adiknya, keluarga mulai curiga. 

Pihak keluarga kemudian meminta kain kafan dibuka dari sana. 

Sepupu korban, FTH, yang mengantarkan jenazah sang adik bersama empat orang lainnya, awalnya menolak permintaan tersebut. 

 "Kata (FTH) sudah suci. Jadi gak perlu dibuka (kain kafan) itu. Tapi kami tetap ngotot karena curiga adanya ceceran darah keluar dari keranda," ungkap Mia kepada wartawan Minggu, sore.

Namun, desakan yang semakin kuat dari pihak keluarga dan tetangga sekitar akhirnya membuat FTH dan 4 orang perwakilan ponpes tidak bisa menolak permintaan itu.

Kemudian, seluruh mata tertuju pada kondisi jenazah Bintang. Namun, siapa sangka kondisi jenazah Bintang ternyata mengalami bekas luka yang tak wajar.

Bahkan, pihak keluarga menemukan jeratan luka jeratan leher hingga hidung yang patah. 

“Ini sudah pasti bukan jatuh, tapi dianiaya,” ucap Mia kesal.

Selain itu, pihak keluarga menemukan bahwa korban memiliki beberapa luka sundutan rokok di kakinya, serta satu luka di dada yang terlihat berlubang.