Rivalitas 'El Clasico' Jangan Lagi Hilangkan Nyawa
BANDUNG - Rivalitas suporter Persib (Bobotoh) dan suporter Persija (The Jak) memang cukup mengakar lama di persepakbolaan tanah air. Bahkan para pengurus di kedua suporter kini terus berupaya mencari titik temu agar persaingan itu tak kembali berujung pada aksi saling menghilangkan nyawa.
Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno menilai persaingan antara suporter klub sepakbola memang harus tetap ada. Namun dengan catatan persaingan itu tak berujung dengan jatuhnya korban jiwa.
"Kalo bicara soal rivalitas sehat dan tidak sehat itu bias ya. Saya lebih pas mengatakannya dengan rivalitas yang asik dan enggak asik. Nah yang enggak asik itu kalo udah ada nyawa yang melayang," ungkap Diky dalam wawancara Ekslusif Ketua Umum The Jakmania di akun BobotohTV.
Menurutnya, rivalitas tetap perlu ada untuk menambah keseruan menyaksikan pertandingan sepakbola.
Terlebih di Indonesia, Sepakbola, lanjutnya sudah mengarah kepada keyakinan atau agama. Dimana para suporter sudah meyakini klub yang dibelanya lebih bagus dari klub lain.
Sehingga untuk menghindari korban jiwa dalam benturan keyakinan antara suporter itu perlu upaya khusus. Terlebih dalam menyamakan frekuensi pemahaman di tingkat akar rumput. Jadi upaya perdamaian itu tak hanya berlangsung di jajaran elite suporter saja.
"Damai itu kata kerja, jadi perlu aksi nyata. Langkah nyatanya ya kita stop ujaran kebencian. Baik di sosmed maupun di stadion," ujar Diky.
Bila memang ingin serius untuk mengatasinya, Ia juga menilai Negara perlu turut campur bila memang diperlukan. Dengan membuat regulasi khusus terkait penistaan klub atau suporter.
"Kontrol sosmed diperlukan, jangan sampai akun provokasi semakin merebak. Disinilah perlunya pihak lain seperti federasi, operator, kepolisian dan kekuatan negara untuk mengatur itu semua," pungkasnya. (hru)