Ini Alasan Kenapa Pria Merasa Bersalah Usai Masturbasi

Ilustrasi pria
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Memuaskan rasa bersalah secara seksual adalah 'masalah kesehatan yang relevan' bagi pria akhir-akhir ini — yang mengarah pada perasaan malu dan malu yang sudah terbentuk sebelumnya — tabu. Hambatan masih ada sebelum keterbukaan terhadap seksualitas. 

Panduan Lengkap Cara Mudah Mudah Daftar Bansos Online Melalui Aplikasi Cek Bansos

Menggemakan praduga umum seperti kelelahan dana kelelahan pasca tindakan masturbasi atau bahkan selama momen hubungan seksual, pasti akan menyebabkan gangguan mental.

Stigma yang melekat pada masturbasi ini juga menjelaskan sepenuhnya mengapa masturbasi sering dapat menyebabkan masalah dengan ereksi, juga dikenal sebagai disfungsi ereksi, demikian dilansir dari Times of India.

Waspadai 4 Virus Mengintai Saat Musim Hujan: KENALI DAN LINDUNGI DIRI

Selain itu, budaya memengaruhi perilaku manusia yang diwarisi dari masyarakat secara turun-temurun. Dalam mitologi Hindu, ada deskripsi yang jelas tentang "Brahmacharya", di mana individu perlu melestarikan air mani yang menambah kekuatannya dan membawanya lebih dekat ke jiwa tertinggi. 

Hal-hal tersebut di atas adalah alasan utama pria merasa bersalah setelah melakukan masturbasi. Namun, seseorang tidak perlu merasa bersalah karena masturbasi adalah aktivitas normal yang menjaga kesehatan sistem reproduksi pria.

Jurus Ampuh Tingkatkan Imunitas di Tengah Cuaca Ekstrem, 7 Makanan Penangkal Penyakit Musim Hujan

Namun tidak dapat disangkal bahwa masturbasi yang berlebihan dapat berdampak buruk pada kesehatan seksual. Namun, ini bermanfaat selama seseorang terlibat dengan cara yang sehat & sesekali, tanpa membiarkannya memengaruhi ruang pribadi atau seksualnya — melepaskan hormon endorfin bahagia ke dalam sistem.

Apa yang juga tabu adalah manfaat masturbasi & dampak pasca-masturbasi pada sistem — mulai dari meredakan ketegangan seksual karena kurangnya hubungan seksual hingga melepaskan hormon bahagia ke dalam tubuh, menyegarkan rasa diri Anda.

Masturbasi juga memberi Anda kesadaran diri tentang disfungsi ereksi, apakah itu lebih bersifat psikologis atau organik. Hubungan yang disalahpahami dapat menyebabkan kecemasan dan depresi yang dapat berdampak pada kinerja seksual pada tingkat organik, sementara masturbasi dapat memicu peningkatan yang lebih besar respons seksual. 

"Oleh karena itu, sementara disfungsi psikologis dapat disembuhkan dengan terapi dan obat-obatan, disfungsi organik memerlukan konsultasi yang memadai, bersama dengan pengobatan yang berkepanjangan," kata Dr Chirag Bhandari, Pendiri, Institut Andrologi dan Kesehatan Seksual.(dra)