Ibu Penderita HIV Bisa Lahirkan Bayi yang Sehat?

Ilustrasi pasutri
Sumber :
  • Pixabay

BANDUNG – Pasangan yang didiagnosis dengan  Human Immunodeficiency Virus (HIV) tidak sedikit yang menyerah untuk memiliki keturunan. Hal ini lantaran adanya kemungkinan untuk transmisi HIV dari ibu dengan HIV positif ke bayi melalui plasenta pada waktu hamil (intrauterin), waktu bersalin (intrapartum) dan pascanatal melalui air susu ibu (ASI).

Panduan Praktis Mencairkan Bantuan PKH dan BPNT, Tips Lengkap Agar Proses Klaim Berjalan Lancar

Namun, faktanya dengan pendekatan medis yang tepat orang yang didiagnosis dengan HIV masih bisa memiliki anak yang sehat. Lantas seperti apa mekanismenya? Terkait hal itu, Ketua 2 Perhimpunan Dokter Peduli AIDS Indonesia (PDPAI), DR. dr. Evy Yunihastuti, Sp.PD-KAI bahwa pencegahan itu bisa dilakukan dengan program PPIA yakni pencegahan penularan Ibu ke Anak.

"Bisa dicegah dengan melakukan program PPIA, dengan hal itu ibu hamil bisa mencegah terjadinya transmisi HIV dari ibu ke anak dari 30 persen hingga 40 persen menjadi 1 persen sehingga anaknya safe," kata dia dalam virtual media briefing, Rabu 30 November 2022.

Panduan Lengkap Cara Mudah Mudah Daftar Bansos Online Melalui Aplikasi Cek Bansos

Lebih lanjut, bagi pasangan yang baru menikah dan telah didiagnosis dengan HIV mereka harus mengonsumsi obat antiretroviral (ARV) secara rutin sampai virus HIV tidak terdeteksi.

Sebab diketahui bahwa ARV adalah obat yang sangat efektif yang mana jika diminum teratur 90 persen lebih akan sukses dalam penyembuhan. Menurunkan virus menjadi tidak terdeteksi.

Waspadai 4 Virus Mengintai Saat Musim Hujan: KENALI DAN LINDUNGI DIRI

"Contoh pasangan suami istri yang mau punya keturunan biasanya yang ada HIV diberikan ARV sampai virusnya tidak terdeteksi baru dibolehkan berhubungan seksual tanpa kondom. Jadi dikasih kesempatan turunkan dulu virusnya kalau kemudian virusnya sudah turun baru boleh berusaha untuk mempunyai anak," kata dia.

Evy juga menambahkan bahwa, pemahaman masyarakat harus ditingkatkan, mengingat kemungkinan penularan dari ibu ke anaknya sangat bisa dicegah dengan penanganan yang tepat sebelum dan selama kehamilan.

Halaman Selanjutnya
img_title