Ini Makanan Olahan yang Bisa Picu Demensia

Ilustrasi makanan manis
Sumber :
  • Pixabay

Bandung – Makanan olahan yang mengandung minyak, lemak, gula, pati, dan isolat protein rupanya bisa membuat orang terkena demensia lebih cepat. 

Begini Cara Aktifkan Meta AI di WhatsApp untuk Pengalaman Interaktif

Dilansir dari Fox News, orang terkena demensia lebih tinggi jika asupan kalori harian mereka lebih dari 20 persen adalah makanan olahan.

Selain bahan-bahan yang disebutkan tadi, makanan olahan juga termasuk mengandung pewarna, perasa, pengemulsi, serta bahan aditif lainnya.

Mengirim WhatsApp Tanpa Menyimpan Nomor, Ini Triknya!

Contohnya makanan tersebut seperti junk food (hot dog, hamburger, donat, kentang goreng, dsb), es krim, minuman bersoda, dan permen.

Penyakit demensia yang dimaksud antara lain penurunan fungsi kognitif meliputi memproses informasi atau membuat keputusan.

Atur Data WhatsApp agar Bebas Notifikasi Mengganggu

Dalam sebuah penelitian, tercatat orang yang mengonsumsi makanan olahan mengalami penurunan fungsi kognitif otak 28 persen dan fungsi eksekutif 25 persen lebih cepat daripada mereka yang menyantap lebih sedikit makanan olahan.

Studi ini diikuti lebih dari 10.000 orang Brasil hingga 10 tahun dengan usia rata-rata peserta adalah 51 tahun.

Tes kognitif termasuk mengingat kata dengan segera, pengenalan kata, dan kefasihan verbal. Pengujian tersebut dilakukan pada awal dan akhir penelitian dengan partisipan menjawab pertanyaan mengenai diet mereka.

"Di Brasil, makanan olahan menghasilkan 25 hingga 30 persen dari total asupan kalori. Kami memiliki McDonald’s, Burger King, dan kami makan banyak cokelat serta roti. Sayangnya tidak jauh berbeda dari banyak negara Barat lain," kata salah satu peneliti Dr. Claudia Suetomo, asisten profesor divisi geriatri Fakultas Kedokteran University of Sao Paulo.

Salah satu penulis lain yakni Natalia Goncalves dari departemen patologi Fakultas Kedokteran University of Sao Paulo mengungkapkan orang yang mengonsumsi lebih dari 20 persen kalori harian makanan  mengalami penurunan kognisi global 28 persen dan 25 persen penurunan fungsi eksekutif lebih cepat.

Sudah diketahui bahwa makanan olahan meningkatkan risiko obesitas, masalah jantung dan sirkulasi, diabetes, kanker, dan umur yang lebih pendek.

Untuk menghindari risiko kesehatan, para ahli menganjurkan menyeimbangi mengonsumsi makanan olahan dengan makan bernutrisi tinggi antara lain biji-bijian, buah, dan sayuran.

Menurut Suetomo, salah satu cara memastikan diet berkualitas adalah menyiapkan makanan dari awal alias masak sendiri. Makanan yang dimasak sendiri bisa melindungi jantung dan menjaga otak dari demensia atau penyakit Alzheimer dibandingkan makanan olahan instan. (dra)