Benarkah Pria Jomblo 2 Kali Lebih Rentan Kena Serangan Jantung?

Ilustrasi pria
Sumber :
  • Pixabay

VIVA Bandung – Pernikahan yang bahagia benar-benar adalah kunci untuk hidup lebih lama dan lebih sehat, menurut sebuah penelitian di AS.

Suami di Cianjur Syok! Istrinya Ternyata Laki-laki, Terbongkar Usai 12 Hari Menikah

Jomblo atau bujangan seumur hidup, dua kali lebih mungkin meninggal karena gagal jantung dalam waktu lima tahun setelah diagnosis daripada pria yang telah menikah, ujar para peneliti.

Ini bisa jadi karena mereka cenderung tidak meminta orang lain memantau kesehatan mereka. Namun efek perlindungan yang sama juga tampaknya berlaku untuk pria yang menduda, bercerai, atau berpisah.

Pria Viral yang Makan Seenaknya dan Bayar Semaunya di Warteg Ditangkap Polisi, 1 Temannya Kabur

Melansir Daily Mail Health, temuan tersebut, berdasarkan analisis terhadap lebih dari 6.800 orang dewasa Amerika, menambah bukti yang menyoroti manfaat kesehatan tak terduga dari menikah, termasuk penurunan risiko demensia dan diabetes tipe 2.

Akademisi dari Universitas Colorado mengambil data dari studi yang melibatkan orang dewasa berusia 45 tahun ke atas.

Dipersunting Rizky Febian, Mahalini Raharja akan Jadi Mualaf?

Catatan dari 94 relawan yang telah didiagnosis secara medis dengan gagal jantung kemudian dibandingkan.

Ini memungkinkan para ahli untuk melihat rata-rata berapa lama pasien dari kelompok yang berbeda bertahan hidup. Peserta melacak mereka masing-masing selama sekitar lima tahun.

Hasilnya, jomblo atau bujangan seumur hidup sekitar 2,2 kali lebih mungkin meninggal dalam waktu lima tahun setelah didiagnosis daripada pria yang berada dalam pernikahan. 

Namun bagi wanita, tidak ada hubungan antara status perkawinan dan risiko kematian akibat gagal jantung.

Berbeda dengan serangan jantung yang terjadi ketika suplai darah ke jantung tiba-tiba tersumbat, gagal jantung adalah kondisi kronis di mana jantung tidak dapat lagi memompa secara efektif karena otot melemah.

Gejalanya meliputi kelelahan yang melemahkan dan sesak napas, dan pasien sering dirawat di rumah sakit karena tingkat keparahannya.

Hanya setengah dari pasien gagal jantung di Inggris yang hidup lebih dari lima tahun setelah didiagnosis. Sementara di AS, sekitar 6,2 juta orang dewasa menderita kondisi tersebut, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit.

Penulis penelitian mengatakan interaksi sosial dan isolasi memainkan peran penting dalam suasana hati dan kesehatan secara keseluruhan.

Mereka juga menyarankan pria untuk mengandalkan wanita untuk menjaga kesehatan mereka dan mengingatkan mereka untuk minum obat.

Ilmuwan mengatakan dokter harus selalu mempertimbangkan status perkawinan saat merawat pasien dengan gagal jantung. Dr Katarina Leyba, dokter residen di University of Colorado dan penulis utama studi tersebut, mengatakan: "Sebagai dokter, kita perlu memikirkan pasien kita tidak hanya dalam hal faktor risiko medis mereka, tetapi juga konteks kehidupan mereka,"

Dia menambahkan: "Ketika populasi kita semakin tua dan hidup lebih lama, sangat penting untuk menentukan cara terbaik untuk mendukung populasi melalui proses penuaan, dan itu mungkin tidak semudah meminum pil," 

"Kita perlu mengambil pendekatan pribadi dan holistik untuk mendukung pasien, terutama dengan proses penyakit kronis seperti gagal jantung," lanjutnya. 

Penelitian ini akan dipresentasikan di Sesi Ilmiah Tahunan American College of Cardiology bersama dengan World Congress of Cardiology pada 4 Maret 2023 mendatang.