Ahli Kesehatan Ungkap Cara Ampuh Atasi Vagina Kendur

Ilustrasi miss v sakit
Sumber :
  • Times of India

Bandung – Setiap pasangan pasti mengidamkan hubungan seksual yang bisa memberikan kepuasan. 

Agus Buntung Incar Kriteria Wanita Seperti Ini untuk Dirudapaksa

Berhubungan seksual juga dianggap sebagai bahasa cinta yang bisa meningkatkan kualitas hubungan di antara suami dan istri. 

Saking memberikan manfaat yang begitu besar pada sebuah hubungan, tidak sedikit dari pasangan yang memilih untuk melakukan hubungan seksual hampir setiap hari.

Video Tak Senonoh Agus Buntung Viral, Begini Nasib Korban Sekarang

Namun, banyak yang beranggapan melakukan hubungan seksual setiap hari bisa membuat vagina perempuan menjadi kendur

Terkait hal itu, dokter Haekal Anshari, M. Biomed (AAM) yang juga host dari program Hidup Sehat TvOne, angkat bicara.

5 Jam Tangan Outdoor Stylish Siap Temani Petualangan Wanita Modern

"(Tidak sebabkan vagina kendur), vagina itu elastis," kata dia  saat ditemui dalam acara opening QuickGlam di Kelapa Gading, belum lama ini. 

Haekal menjelaskan ada beberapa hal yang menyebabkan vagina pada wanita mengalami pengenduran antara lain faktor usia, hormon estrogen yang menurun, hingga frekuensi wanita melahirkan secara normal.

"Itu berpotensi membuat vagina lebih longgar," kata dia lebih lanjut.

Meski begitu, Haekal mengungkap bahwa para wanita tidak perlu khawatir.

Sebab, vagina mengendur ini bisa dicegah, salah satunya dengan rutin melakukan senam kegel, sebab ini bisa menjadi salah satu cara terbaik untuk merapatkan kembali vagina. 

Senam ini juga bermanfaat untuk mengencangkan vagina yang mengendur yang biasanya terjadi pada wanita jelang usia menopause. 

"Tapi hal ini bisa dapat dicegah dengan rutin senam kegel. Andai kata sudah longgar sekali bisa diterapi operasi vaginoplasty, itu bedah," ujar dia.

Di sisi lain, terkait dengan frekuensi ideal bagi wanita untuk melakukan hubungan seksual, Haekal sendiri mengungkap bahwa tidak ada ukuran ideal. Lantaran hubungan seksual dilakukan atas dasar kesepakatan bersama.

"Tidak ada patokan frekuensi ideal karena hubungan seks dilakukan atas dasar kesepakatan bersama dan juga tergantung dari stamina kedua belah pihak, dan dipengaruhi kondisi hormonal, dan rasa sakit, dan pengalaman seksual sebelumnya," kata dia.