Tak Hanya Saat Ini Demo Besar Mahasiswa Juga Dialami Presiden Soekarno

Demo besar mahasiswa pernah terjadi di era Presiden Soekarno
Sumber :
  • istimewa

Tuntutan ini disuarakan karena masyarakat menilai parlemen terlalu ikut campur terlalu jauh dalam urusan internal militer. Massa menyatakan kekecewaannya. Ditambah lagi, orang-orang yang ada di parlemen tidak dipilih berdasarkan pemilihan umum.

Presiden Senegal Lakukan Praktik Poligami, Jadi Negeri Pertama yang Miliki 2 Ibu Negara

2. Demonstrasi Tritura

Demonstrasi besar dilakukan mahasiswa pada 10 Januari 1966. Kala itu, Indonesia masih di bawah komando Presiden Soekarno. Indonesia baru saja mengalami peristiwa berdarah dan menjadi salah satu tragedi terkelam dalam sejarah, yakni G/30 S yang terjadi pada 30 Oktober 1965. Pemberontakan itu dilakukan oleh PKI dan menewaskan 6 jenderal TNI AD beserta 1 perwira.

JAN Apresiasi Polri Bongkar Perdagangan Orang Berkedok Magang Mahasiswa

Setelahnya, gelombang protes agar cepat diselesaikannya perkara itu. Apalagi, Bung Karno dianggap tidak tegas dalam memberantas dan membubarkan eksistensi PKI. Bung Karno justru mengatakan bahwa partai yang dipimpin D.N Aidit itu berjasa dalam perjuangan Indonesia dalam menggapai kemerdekaan.

Mahasiswa sudah tidak menaruh kepercayaan kepada Bapak Proklamasi itu. Ditambah, kacaunya harga kebutuhan pokok hanyalah pengalihan isu yang dibuat oleh beberapa menteri. Tujuannya, agar isu ganyang PKI bisa diredam. Akis demonstrasi tidak dapat dihindarkan dan menjadi sebuah demonstrasi besar dalam sejarah perjalanan bangsa.

Heran dengan Teror ISIS di Russia, Din Syamsuddin Ungkit Jasa Presiden Putin Terhadap Dunia Islam

Berkumpul di Universitas Indonesia, mahasiswa yang menamakan dirinya sebagai KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) turun ke jalan. KAMI sendiri merupakan federasi yang menampung organisasi-organisasi mahasiswa di Indonesia dan berdiri pada 25 Oktober 1965.

Para mahasiswa menyuarakan Tritura (Tri Tuntutan rakyat) yang berisi tuntutan pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga. Tidak hanya berlangsung di Jakarta, gerakan protes ini juga menjamur di Yogyakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Makassar, dan Banjarmasin.

Halaman Selanjutnya
img_title