Masih Belum Tahu? Ini Sejarah dan Filosopi Cemara Jadi Pohon Natal

Filosopi cemara jadi pohon Natal
Sumber :
  • istimewa

Sesampainya di rumah, ia menaruh sebuah pohon di ruang utama dan memberinya cahaya menggunakan lilin-lilin di bagian cabang-cabangnya.

Lolos ke Perempat Final, Mungkinkah Timnas Indonesia U-23 Bisa Berlaga di Olimpiade Paris 2024?

Semua itu, agar keluarga di rumah dapat merasakan keindaham yang ia saksikan saat perjalanan sebelumnya. Kembali ke kebiasaan masyarakat Jerman, selain pohon yang dihias dengan apel dan wafer, di ruangan yang sama, mereka juga membuat rak berbentuk segitiga untuk meletakkan patung-patung Natal yang dihiasi dengan cemara, lilin, dan bintang.

Namun, sejak awal abad ke-16, pohon surga dan rak segitiga disatukan menjadi pohon Natal. Tradisi itu kemudian tersebar luas di kalangan Lutheran Jerman pada abad ke-18, namun baru pada abad ke-19 pohon Natal menjadi tradisi Jerman yang mengakar.

Megawati Red Sparks Cetak Sejarah Baru, Pertama Kali Menuju Playoff Meski Gagal Final

Saat itu, pohon natal diperkenalkan ke Inggris oleh Pangeran Albert, suami dari Ratu Victoria, yang lahir di Jerman. Pohon itu didekorasi menggunakan mainan dan hadiah-hadiah kecil, permen, popcorn yang dironce menggunakan benang, juga pita.

Setelah itu, baru lah pohon cemara atau pohon Natal diperkenalkan ke negara-negara lain, bahkan hingga Amerika. (irv)

Pertama dalam Sejarah, Megawati Bawa Red Sparks Menuju Babak Playoff V-League dalam 7 Tahun Terkahir