Eko Cahyono Sediakan Perpustakaan Keliling Demi Berantas Penyakit Buta Huruf
- Aspira Satu Indonesia
Namun, ada berbagai kegiatan lain yang bisa dilakukan seperti mengikuti kursus komputer, mencoba melukis di atas kanvas, menonton film bersama, mengambil pelajaran memasak, mencoba menjahit, mengadakan diskusi rutin setiap Sabtu malam, serta menanam berbagai jenis tanaman obat tradisional.
Juga ada layanan tutor tersedia secara cuma-cuma untuk siswa SD atau madrasah Ibtidayah. Cakupan tersebut semakin meluas dengan menyelenggarakan perpustakaan bergerak di pos ojek, salon, bengkel motor, tempat penyewaan komputer, dan sebagainya.
Disisi lain, Eko tak mau ikut menghakimi masyarakat berdasar survei tingkat literasi. Baginya, masyarakat justru sedang mengalami kesenjangan akses terhadap buku. Menurut dia, tidak banyak buku yang sampai di hadapan masyarakat.
“Selama kebijakan perbukuan tidak berpihak pada rakyat, tingkat literasi ya begitu-begitu saja. 21 tahun saya bergelut di perpustakaan. Masyarakat tak menolak jika ada yang memberi buku,” ujarnya.
Eko berharap bahwa di masa mendatang, perpustakaan yang didirikannya akan bertransformasi menjadi sebuah institusi yang secara resmi menyelenggarakan program Kejar Paket B dan C untuk anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikan.
Upaya yang dilakukan oleh Eko dalam mencapai perubahan yang lebih baik bagi masa depan anak-anak Indonesia mendapatkan penghargaan dan dukungan luas dari berbagai kalangan. Salah satu contohnya berasal dari acara SATU Indonesia Awards, Astra pada tahun 2012.