Surga Tanaman Buah Langka di Bumi Kalimantan

Mohammad Hanif Wicaksono, Penerima Pengahargaan Astra
Sumber :
  • Pribadi/Istimewa

Bandung - Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki kekayaan alam yang melimpah, salah satunya adalah hutan. Hutan Indonesia merupakan salah satu yang terluas di dunia, dengan luas mencapai 99 juta hektar. Hutan ini menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna, termasuk hewan langka seperti orangutan, gajah, dan badak. Sayangnya, hutan Indonesia saat ini sedang menghadapi berbagai ancaman, seperti deforestasi, kebakaran hutan, dan perubahan iklim.

The Game Awards 2024 Telah Tayang, Ini Daftar Nominasi dan Pemenangnya

Deforestasi merupakan penyebab utama hilangnya hutan di Indonesia, yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti pembukaan lahan untuk pertanian, perkebunan, dan pertambangan. Kebakaran hutan juga merupakan salah satu ancaman serius bagi hutan Indonesia, yang dapat menyebabkan kerusakan hutan yang parah.

Perubahan iklim juga dapat mengancam hutan Indonesia, karena dapat menyebabkan perubahan kondisi lingkungan yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan pohon. Indonesia dinobatkan sebagai paru-paru dunia merupakan rumah bagi tanaman langka. Persebaran tanaman langka termasuk buah-buahan menjadi perhatian khusus bagi peneliti di bidang lingkungan.

The Ganers, Teknologi Karya Anak Bangsa Siap Bersihkan Sampah Jakarta

Termasuk seorang tokoh bernama Mohammad Hanif Wicaksono, seseorang yang memiliki kepedulian tinggi terhadap persebaran tanaman buah langka, khususnya di daerah Kalimantan Selatan. Ia juga penerima penghargaan Satu Indonesia Awards pada tahun 2018 yang diadakan oleh Astra.

Pada akun instagram pribadinya dengan username @tunasmeratus ia aktif membagikan temuan-temuannya terkait tanaman buah langka yang berasal dari hutan Kalimantan. Saat ini akun tersebut memiliki sekitar 2.5 ribu pengikut. Pada setiap postingannya pun mengundang antusiasme para pengikutnya, yang bisa dilihat di kolom komentar pada setiap postingannya dengan berbagai reaksi.

Eko Cahyono, Pemberantas Buta Huruf bagi Anak Putus Sekolah

Awal mula Hanif menekuni bidang ini adalah ketika ia ikut pulang kampung ke kampung halaman istrinya di Pulau Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan. Ia menjumpai buah pampakin dan lahung, yang mirip seperti durian untuk pertama kalinya. Karena bagi ia, di Jawa tidak ada buah seperti itu.

Karena rasa penasarannya, kemudian ia bertanya ke penjualnya, terkait keberadaan tanaman dari buah-buahan yang dianggap ‘aneh’ itu. Namun, sangat disayangkan para penjual itupun tidak mengetahui dimana keberadaan pohonnya. Berangkat dari rasa penasaran dan pengalamannya tersebut, kemudian Hanif memutuskan berjalan ke daerah pedalaman dan pelosok Kalsel untuk mencari pohon buah-buah tersebut.

Halaman Selanjutnya
img_title