Mengenal Gempabumi Berdasarkan Jenis Guncangan dan Dampaknya

Fakta mengerikan gempabumi di Afghanistan
Sumber :
  • istimewa

BANDUNG – Mengenal proses terjadinya bencana alam gempabumi, sebenarnya, kenapa bumi bisa berguncang? Apa penyebab gempabumi? berikut ini ulasan lengkapnya untuk Anda.

Update Informasi Ancaman Gelombang Air Laut Wilayah Jawa Barat Hari Ini, Jumat 7 Mei 2024

Gempabumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.

Gempa Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu.

Update Informasi Ancaman Gelombang Air Laut Wilayah Jawa Barat Hari Ini, Kamis 16 Mei 2024

Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer.

Pengertian Magnitudo

Update Informasi Ancaman Gelombang Air Laut Wilayah Jawa Barat Hari Ini, Rabu 15 Mei 2024

Momen Magnitudo adalah skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.

Skala Rickter

Skala Rickter adalah skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitudo. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid.

Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan jika besarnya 7 lebih berpotensi menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.

Gempabumi terbesar bersejarah besarnya telah lebih dari 9, meskipun tidak ada batasan besarnya. Gempa Bumi besar terakhir besarnya 9,0 atau lebih besar adalah 9.0 magnitudo di Jepang pada tahun 2011 (per Maret 2011), dan itu adalah gempa Jepang terbesar sejak pencatatan dimulai. Intensitas getaran diukur pada modifikasi Skala Mercalli.

Dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berikut jenis-jenis gempabumi:

Gempabumi tektonik

Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.

Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di Bumi, getaran gempabumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian Bumi.

Gempabumi tektonik disebabkan oleh pelepasan tenaga yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba.

Gempabumi tumbukan

Gempabumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke Bumi, jenis gempabumi ini jarang terjadi

Gempabumi runtuhan

Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal.

Gempabumi buatan

Gempabumi buatan adalah gempabumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi.

Gempabumi vulkanik (gunung api)

Gempabumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.

Gempabumi berdasarkan kedalaman

Gempabumi dalam adalah gempabumi yang hiposentrumnya berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Gempabumi dalam pada umumnya tidak terlalu berbahaya.

Gempabumi menengah

Gempabumi menengah adalah gempabumi yang hiposentrumnya berada antara 60 km sampai 300 km di bawah permukaan bumi. gempa bumimenengah pada umumnya menimbulkan kerusakan ringan dan getarannya lebih terasa.

Gempabumi dangkal

Gempabumi dangkal adalah gempabumi yang hiposentrumnya berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Gempabumi ini biasanya menimbulkan kerusakan yang besar.

Berdasarkan gelombang/getaran gempa

Gelombang Primer

Gelombangprimer (gelombang lungituudinal) adalah gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7–14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum.

Gelombang Sekunder

Gelombang sekunder (gelombang transversal) adalah gelombang atau getaran yang merambat, seperti gelombang primer dengan kecepatan yang sudah berkurang,yakni 4–7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat melalui lapisan cair.

Penyebab terjadinya gempabumi

Kebanyakan gempabumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang disebabkan oleh lempengan yang bergerak.

Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.

Pergeseran lempeng bumi dapat mengakibatkan gempabumi karena dalam peristiwa tersebut disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar.

Selain pergeseran lempeng bumi, gerak lempeng bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat mengakibatkan gempabumi.

Hal tersebut dikarenakan saat dua lempeng bumi bergerak saling menjauh, akan terbentuk lempeng baru di antara keduanya. Lempeng baru yang terbentuk memiliki berat jenis yang jauh lebih kecil dari berat jenis lempeng yang lama.

Lempeng yang baru terbentuk tersebut akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama sehingga akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar.

Terakhir adalah gerak lempeng yang saling mendekat juga dapat mengakibatkan gempabumi. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga berdampak pada terbentuknya gunung.

Seperti yang terjadi pada gunung Everest yang terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang semakin mendekat dan saling bertumpuk.

Gempabumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempabumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.

Gempabumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.

Beberapa gempabumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempabumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.

Beberapa gempabumi jarang namun juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika.

Sebagian lagi jarang, juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam Bumi (contoh, pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas Bumi dan di Rocky Mountain Arsenal).

Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempabumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi. (irv)