Tren Kembali ke "Dumbphone" Merebak di AS dan Australia
Bandung – Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena menarik telah muncul di Amerika Serikat dan Australia yaitu kebangkitan "dumb phone" atau ponsel sederhana. Tren ini meningkat pada pertengahan 2024 ini, yang dipicu oleh kekhawatiran akan dampak negatif penggunaan smartphone berlebihan terhadap kesehatan mental, telah menarik perhatian berbagai kalangan.
Survei terbaru oleh UK Communications Authority (Ofcom) mengungkapkan fakta mengejutkan bahwa sekitar seperempat anak berusia 5-7 tahun telah memiliki smartphone. Temuan ini memicu kekhawatiran serius tentang dampak jangka panjang terhadap kesehatan mental dan fisik generasi muda.
Di tengah kekhawatiran tersebut, penggunaan dumb phone di Eropa dan AS terus meningkat. Ponsel sederhana ini, yang hanya menawarkan fitur dasar seperti panggilan dan pesan teks, dianggap sebagai solusi untuk menghindari kecanduan media sosial.
Yang menarik, tren ini tidak terbatas pada kelompok usia tertentu. Baik kaum muda maupun dewasa mulai beralih ke ponsel sederhana, didorong oleh keinginan untuk mengelola kebiasaan digital mereka dengan lebih baik dan mengurangi waktu layar.
Para pengguna melaporkan bahwa penggunaan dumbphone membantu mereka mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental. Mereka merasa lebih terhubung dengan dunia nyata dan kurang terganggu oleh notifikasi konstan dari aplikasi sosial media.
Meskipun tren ini masih dalam tahap awal, dampaknya terhadap industri teknologi dan perilaku konsumen patut dipantau. Apakah ini menandakan pergeseran paradigma dalam cara kita berinteraksi dengan teknologi, atau hanya fase sementara, masih harus dilihat. Namun, satu hal jelas: kesadaran akan pentingnya keseimbangan digital semakin meningkat di masyarakat modern.