Mengapa Istri Suka Curhat di Sosial Media? dr Aisah Dahlan Ungkap Faktanya

dr. Aisah Dahlan
Sumber :
  • Viva.co.id

Bandung, VIVA Dr. Aisah Dahlan, seorang ahli neuroparenting, menjelaskan mengapa banyak wanita, terutama ibu-ibu, kerap mencurahkan isi hati mereka di media sosial

Selamat! Saldo DANA Gratis Hingga Rp569 Ribu Masuk ke Rekening Anda, Begini Cara Klaimnya

Menurutnya, ini adalah sifat alami perempuan untuk berbagi perasaan dan mencari dukungan.  

“Kalau perempuan memang senang curhat. Perempuan itu kalau ada masalah, masalahnya itu berputar di otaknya sampai dia utarakan lewat verbal atau lewat tulisan,” kata dia saat berbincang dengan Raffi Ahmad seperti dikutip dari tayangan YouTube Raffi Ahmad.

Keren Banget! Kecanggihan NLP dan Deteksi Emosi dari Character AI

Dulu, wanita lebih sering menulis di buku diary untuk mengekspresikan emosi mereka. 

“Tapi dulu pun aman kenapa? karena kita curhatnya kalau enggak lewat verbal, lewat tulisan di buku diary. Buku diary itu hanya kita yang baca kan makanya ditutup digembok harusnya gitu,” sambung Aisah Dahlan.  

Profil Diani Kartini, Dokter Spesialis yang Mengungkap Larangan Jilbab Bagi Pegawai di RS Medistra

dr. Aisah Dahlan

Photo :
  • Viva.co.id

Namun, seiring berkembangnya teknologi, media sosial menjadi wadah baru bagi mereka untuk bercerita. 

“Cuman muncul temuan-temuan media sosial yang bisa kita menulis curahan di situ kemudian dibaca banyak orang,.  Kita pengen dukungan makanya kita selalu buka liat berapa like ya. Siapa yang dukung saya ya. Akhirnya punya habit kayak gitu,” jelas dr. Aisah Dahlan. 

Sayangnya, kebiasaan ini bisa menimbulkan masalah. Ketika kita mencurahkan keluh kesah di media sosial, kita membuka diri untuk berbagai komentar, baik positif maupun negatif. 

Komentar-komentar negatif ini dapat berdampak buruk pada emosi dan psikologis kita. 

Selain itu, menurut Dr. Aisah, tulisan yang kita buat memiliki kekuatan untuk menarik peristiwa serupa. 

Artinya, jika kita menulis tentang hal-hal negatif, kita berpotensi mengalami kejadian yang tidak diinginkan.

“Bahayanya tulisan ada gelombang bisa menarik peristiwa seperti tulisan itu juga. Makanya kalau misalnya netizen komentar, komentarnya negatif terhadap kita misalnya. Kita sebisanya enggak usah masuk ke situ,” ungkap Aisah Dahlan. 

Oleh karena itu, Dr. Aisah menyarankan agar kita lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial. 

dr. Aisah Dahlan

Photo :
  • Viva.co.id

Sebaiknya, kita menghindari kebiasaan mencurahkan masalah pribadi di ruang publik. Alih-alih mencari dukungan di media sosial, lebih baik kita berbicara dengan orang-orang terdekat yang kita percayai. 

“Banyak istighfar karena omongan tulisannya netizen ini akan berbalik pada dia. Jadi huruf itu ada energi sama seperti mulut juga omongan ada energi. Maka sekarang hati-hati nulis karena lama-lama ketarik juga peristiwa yang itu tambah blunder, tambah kusut. Gara-gara dia cuman cerita atau bikin status yang orang suka salah tangkap,” kata dia.