Dengan Roket Falcon 9 SpaceX, Starlink Berhasil Jangkau Pelosok Dunia
- id.pinterest.com
Bandung, VIVA – Starlink konstelasi satelit milik SpaceX hadir untuk mewujudkan akses internet kecepatan tinggi. Dengan ribuan satelit yang mengorbit pada ketinggian sekitar 550 km di atas permukaan Bumi Starlink menawarkan solusi internet broadband yang mampu menjangkau hingga ke pelosok-pelosok terpencil.
Tidak seperti satelit geostasioner konvensional yang berada pada ketinggian 35.786 km Starlink menggunakan orbit rendah Bumi untuk memberikan layanan internet dengan latensi rendah. Ini berarti pengguna dapat menikmati pengalaman online yang mulus termasuk streaming video panggilan konferensi dan bahkan gaming online tanpa ada jeda yang mengganggu. Dengan latensi sekitar 25 milidetik dibandingkan dengan 600+ milidetik pada sistem satelit tradisional Starlink bisa digunakan untuk berbagai aplikasi real-time.
Keunikan Starlink terletak pada desain satelitnya yang ringkas dan inovatif. Setiap satelit dilengkapi dengan panel surya ganda sistem propulsi ion berbasis argon dan tiga laser ruang angkasa optik yang memungkinkan komunikasi antar-satelit. Kombinasi teknologi ini menciptakan jaringan mesh global yang dapat menghubungkan pengguna di mana pun mereka berada. Bahkan di daerah-daerah yang infrastrukturnya belum berkembang, Starlink menjanjikan konektivitas yang andal.
Namun revolusi ini bukan tanpa tantangan. Menempatkan ribuan satelit di orbit rendah Bumi memunculkan kekhawatiran tentang sampah luar angkasa dan potensi tabrakan. SpaceX menyadari hal ini dan telah mengintegrasikan fitur-fitur keberlanjutan ke dalam desain satelitnya. Setiap satelit Starlink dirancang untuk dapat terurai sepenuhnya pada akhir masa pakainya mengurangi risiko menciptakan puing-puing orbital jangka panjang.
Starlink menjadi upaya ambisius untuk menjembatani kesenjangan digital global. Dengan kemampuan untuk meluncurkan satelitnya sendiri menggunakan roket Falcon 9 SpaceX dapat terus memperbarui dan memperluas konstelasinya sesuai kebutuhan.