Menguak Rahasia di Balik Lampion Merah: Kisah Menarik di Balik Perayaan Imlek
- Istimewa
Namun, saat Dinasti Tang (618-907), lampion mulai digunakan untuk keperluan yang lebih modern. Orang-orang mulai menggunakan lampion kertas untuk perayaan-perayaan yang sifatnya lebih luas.
Misalnya, sebagai bentuk syukur atas kehidupan yang damai, negara yang kuat, dan lain sebagainya. Perluasan penggunaan lampion ini secara otomatis juga turut menambah popularitas lampion di seluruh penjuru China.
Awalnya, lampion digunakan sebagai penerangan pada malam hari. Namun, seiring berjalannya waktu, lampion mengalami transformasi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek. Lampion juga memiliki peran penting dalam berbagai festival tradisional Tionghoa lainnya.
Makna Filosofis
Mengutip Chinese New Year, lampion-lampion yang dinyalakan pada perayaan Imlek juga dimaknai sebagai Festival Musim Semi.
Selain simbolisme warna, bentuk lampion juga memiliki makna filosofis. Bentuk bulat dari lampion melambangkan kesatuan, keharmonisan, dan siklus kehidupan yang tak berujung. Sementara itu, cahaya yang keluar dari dalam lampion melambangkan kebijaksanaan dan pencerahan.
Lampion sebagai Media Ekspresi