Benarkah Vape Jadi Solusi Buat Berhenti Merokok?
- Pixabay
BANDUNG – Sudah hampir bisa diketahui umum, perokok elektrik sebagian besar menginginkan sesuatu atau sensasi yang berbeda dari merokok konvensional.
Dengan dalih rokok elektrik lebih aman dibanding rokok tembakau, tentu konsumen menginginkan kualitas yang jelas dan tentu yang terbaik yang bisa ditawarkan industri ini.
"Fenomena rokok elektrik sebenarnya membantu orang banyak untuk beralih, bahkan berhenti menghisap rokok tembakau. Namun, secara bersamaan, konsumen rokok elektrik juga 'menuntut' kualitas yang sepadan dengan risiko telah meninggalkan rokok konvensional. Termasuk untuk yang sekadar coba-coba," kata Ketua Konsumen Vape Berorganisasi (Konvo) Hokkop Situngkir, Kamis, 1 September 2022.
Dengan kata lain, para pencinta vape sekarang ini sudah semakin pintar dan teliti dalam memilih dan mengkonsumsi rokok elektrik.
Lantas, kualitas seperti apa sih yang diinginkan para konsumen dari produk ini? Pertama tentunya device. Sekarang sudah banyak pilihan yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
"Kita semua tahu ada dua tipe vape, yakni open dan closed system, meski begitu seluruh produsen device wajib menggunakan mesin dengan kualitas yang baik dan sesuai demi keamanan konsumen," jelas dia.
Bahkan, lanjut Hokkop, device dengan standard yang jelas akan menarik perhatian konsumen lebih lagi. Unsur rokok elektrik bukan hanya device-nya saja, ada juga cairan elektrik atau e-liquid yang tidak dapat dipisahkan bahkan menjadi perhatian khusus bagi para penikmat.
Kandungan yang terdapat pada e-liquid sebenarnya secara garis besar sama, yang membedakan adalah kadar nikotin serta pilihan rasa. Pilihan rasa vape sendiri sangat beragam. Ada yang creamy, buah-buahan, mint, kopi, bahkan rasa susu.
"Biasanya, orang-orang tidak merasa terganggu dengan aroma vape tersebut, berbeda dengan aroma asap rokok yang kebanyakan mengganggu orang sekitar," paparnya.
Menurut Hokkop, rokok elektrik adalah jalan keluar bagi mereka untuk quit smoking alias berhenti dari rokok konvensional. Dengan penawaran bermacam-macam rasa e-liquid, bukan mustahil konsumen tidak sekadar mendapat pengalaman menikmati vape yang berbeda kualitas.
"Lebih jauh, tekad berhenti dari kebiasaan merokok konvensional bisa tercapai dengan cara ini," klaim dia.
Selain harus bisa memilah produk pod palsu misalnya, konsumen disarankan teliti dalam memilih baterai yang tidak mudah meledak, menghindari e-liquid yang mengandung komposisi bahan berbahaya, serta bijak menyesuaikan takaran nikotin ke dalam device.
Tidak lupa juga dukungan pemerintah melalui Standar Nasional Indonesia (SNI) yang memiliki punya 2 dampak, yaitu bisa membebani nilai jual vape (jadi lebih mahal), sekaligus produknya menjadi lebih terawasi, lebih aman, dan berkualitas tinggi.
Kelebihan flavor atau rasa yang hanya ada di rokok elektrik merupakan kualitas terbaik yang bisa ditawarkan industri rokok elektrik dalam persaingannya di era milenial.
"Kebutuhan konsumen yang utama adalah kualitas terbaik serta keamanan produk. Jika produsen dapat memberikan keduanya maka akan jadi sebuah kemenangan, bukan hanya untuk konsumen," ungkap Hokkop.(dra)