Virus HIV Bisa Menyebar Lewat Gigtan Nyamuk? Begini Kata Ahli
- Pixabay
BANDUNG – Meski berita mengenai kasus HIV di Indonesia sudah tak marak lagi, namun bukan berarti angka penularan sudah berhenti. Per Juni 2022, Kementrian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa jumlah total pengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia mencapai 519.158 orang.
Merujuk data Kemenkes, penularan HIV di Indonesia masih didominasi kelompok heteroseksual, yakni sebanyak 28,1 persen dari total keseluruhan kasus. Selain itu, LGBT juga termasuk ke dalam kelompok berisiko. Sebanyak 18,7 persen dari total keseluruhan kasus di Indonesia dialami oleh kelompok LGBT.
Seperti diketahui, HIV bisa ditularkan melalui hubungan badan atau hubungan seksual, penggunaan alat suntik bersamaan, dan air susu ibu (bagi ibu yang positif HIV), karena sejatinya HIV ditularkan dari cairan tubuh, termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu ibu yang terinfeksi HIV.
Namun, bisakah menular dari gigitan nyamuk? "Teori" ini pertama kali beredar di sosial media Twitter, hingga menimbulkan pertanyaan.
Hal ini ternyata langsung dijawab oleh Profesor Zubairi Djoerban mealui unggahan Twitternya @ProfesorZubairi. Beliau bukan orang sembarangan, ia adalah sosok penemu kasus HIV pertama di Indonesia pada 1980-an. Ia juga adalah spesialis penyakit dalam subspesialis hematologi-onkologi (Kanker) dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
Dalam unggahan di akun Twitter-nya, ia menyinggung sebuah kasus pasien yang bukan penderita HIV di rumah sakit minta dipindahkan kamar rawat inapnya karena berada di kamar yang sama dengan pasien penderita HIV. Pasalnya pasien bukan HIV tersebut khawatir bisa tertular HIV dari gigitan nyamuk pada pasien HIV.
Profesor Zubairi pun jawab bahwa hal itu tidak mungkin terjadi. "Sebenarnya ini (apakah bisa atau tidak HIV menular lewat gigitan nyamuk) bukan isu baru. Namun, tidak ada fakta medis yang menyatakan bahwa gigitan nyamuk itu dapat menularkan HIV," jelas Profesor Zubairi, dikutip dari laman Twitternya, Selasa 11 Oktober 2022.
Lebih lanjut Profesor Zubairi menjelaskan, memang benar gigitan nyamuk bisa menularkan berbagai penyakit seperti demam berdarah atau malaria. Namun tidak dengan HIV maupun Aids.
"Virus HIV di tubuh nyamuk itu nggak tenang, rentan, dan tidak bisa hidup alias akan mati dengan cepat," lanjut Prof Zubairi.
"Termasuk berbagi alat makan, mandi, gigitan nyamuk, batuk, bersin, keringat, itu semua tidak dapat menularkan HIV," jelasnya.
Diketahui, HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah hilang sepenuhnya.
Melansir WebMD, Orang yang terkena HIV tidak bisa sembuh. Tapi, dengan minum obat anti-retro viral (ARV) setiap hari seumur hidup, infeksi HIV bisa dikendalikan. Setelah rutin minum obat HIV, jumlah HIV di dalam tubuh bisa ditekan. Apabila pengidap HIV juga menjalani gaya hidup sehat, tidak menutup kemungkinan mereka bisa berumur panjang. Tak hanya itu, dengan rutin minum obat ARV, penderita juga bisa meminimalkan penularan HIV kepada orang lain.(dra)