Studi: Cara Berjalan Bisa Memprediksi Kematian
- Pixabay
BANDUNG – Model yang dikembangkan oleh studi baru untuk memperkirakan risiko kematian, pada dasarnya mencoba untuk mensimulasikan apa yang disebut Six Minute Walking Test, merupakan ukuran eksternal yang sangat baik dari apa yang terjadi secara internal (tubuh).
Sensor gerak berpotensi digunakan untuk membantu mengukur risiko kematian penggunanya, menurut sebuah studi baru yang diterbitkan di PLOS Digital Health.
Dalam studi mereka, tim peneliti menggunakan data dari 100.000 peserta Biobank Inggris yang mengenakan monitor aktivitas dengan sensor gerak selama 1 minggu, kelompok ini dikenal sebagai perwakilan demografis dari populasi Inggris.
Tim berusaha untuk mensimulasikan pemantauan ponsel cerdas dan menghasilkan model yang akan membantu memperkirakan risiko kematian berdasarkan akselerasi dan jarak tempuh seseorang selama periode enam menit.
Penulis studi Bruce Schatz dari University of Illinois menjelaskan bahwa para peneliti memilih durasi tertentu untuk meniru apa yang disebut Six Minute Walking Test, mengukur jarak yang dapat ditempuh seseorang untuk berjalan lebih dari enam menit pada permukaan datar yang keras.
"Tidak hanya tes, ukuran eksternal yang sangat baik dari apa yang terjadi secara internal juga dapat direplikasi melalui penggunaan sensor pergelangan tangan atau telepon murah," ujarnya.
"Saya tahu pasti bahwa model semacam ini akan bekerja dengan ponsel murah," tambahnya. Model tim Schatz telah menghasilkan akurasi 72 persen dari prediksi kematian di masa depan setelah satu tahun dan 73 persen setelah lima tahun.(dra)