4 Cara Jitu Atasi Anak Tantrum Marah Tanpa Harus Menangis

Ilustrasi Anak Tantrum
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Anak yang tiba-tiba marah, menangis, atau ngambek sering kali menjadi tantangan bagi orang tua. Fenomena tantrum, terutama pada anak usia 0 hingga 4 tahun, sangat umum terjadi.

Cara Menghadapi Anak Tantrum Tanpa Membuatnya Semakin Parah

Namun, bagi sebagian orang tua, menangani perilaku ini bisa terasa membingungkan. Mengapa anak bisa menangis atau marah tanpa alasan jelas? Apa yang sebenarnya terjadi pada mereka dan bagaimana cara menghadapinya?

Ilustrasi Anak Tantrum

Photo :
  • Pinterest
Pentingnya Komunikasi dalam Mendidik Anak di Era Generasi Stroberi

Berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda coba untuk mengatasi tantrum pada anak.

Pada usia 0 hingga 4 tahun, banyak anak yang cenderung mengalami tantrum atau ledakan emosi. Menurut beberapa ahli, tantrum sering kali terjadi karena kondisi “baterai” emosional anak yang kosong.

Mengejutkan! Anak yang Terlalu Penurut Bisa Jadi Tanda Masalah Mental

Bayangkan anak-anak seperti perangkat yang memerlukan pengisian energi setiap hari. Jika baterainya kosong, tantrum bisa terjadi.

Untuk itu, sebagai orang tua, kita perlu memperhatikan kebutuhan emosional anak secara rutin agar mereka tidak merasa kehabisan energi.

1. Memahami penyebab tantrum

Ada dua kemungkinan yang perlu diperhatikan. Pertama, apakah anak mengalami kebutuhan khusus, seperti autism atau ADHD, yang mempengaruhi cara mereka mengelola emosi.

Kedua, apakah anak dalam kondisi fisik atau emosional yang bisa memicu tantrum, seperti lapar, lelah, atau tidak mendapatkan perhatian yang cukup. Dalam podcast Youtuber Dr. Aisah Dahlan, disebutkan bahwa "tantrum pada anak bisa terjadi jika mereka merasa emosional atau fisik dalam kondisi yang tidak stabil."

2. Mengisi ulang 'baterai' anak

Sama seperti perangkat elektronik yang perlu diisi ulang agar berfungsi dengan baik, anak-anak pun membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua secara teratur. Sering kali, tantrum terjadi karena anak merasa kurang diperhatikan.

Mulailah dengan memberi perhatian penuh kepada anak, berbicara dengan lembut, dan berikan pelukan untuk menenangkan mereka. Ini bisa membantu menghindari ledakan emosi lebih lanjut. 

3. Penggunaan pendekatan spiritual

Dalam kondisi stres atau frustrasi, beberapa orang tua merasa terbantu dengan pendekatan spiritual. Misalnya, dalam podcast Youtuber Dr. Aisah Dahlan disebutkan pentingnya berdoa dan berusaha menjaga ketenangan batin. “Jika anak tantrum, berdoalah dan beri waktu sejenak untuk menenangkan diri.

Kemudian, ajak anak berbicara dengan penuh kasih sayang,” ujar narasumber dalam podcast tersebut. Ketika Anda tetap tenang, anak pun lebih mudah untuk mendengarkan dan menanggapi dengan baik.

4. Berbicara dengan anak setelah tantrum

Setelah anak tenang, ajak mereka berbicara tentang apa yang terjadi. Gunakan bahasa yang mudah dimengerti dan beri pemahaman bahwa perilaku marah atau ngambek bukanlah cara yang tepat untuk mendapatkan perhatian.

Selain itu, berikan alternatif cara yang lebih baik untuk mengungkapkan perasaan mereka, seperti mengatakan "Saya marah" atau "Saya kesal," alih-alih menangis atau berteriak.

Dalam beberapa kasus, tantrum juga bisa dipicu oleh faktor fisik, seperti lapar atau kurang tidur. Jika tantrum sering terjadi, evaluasilah rutinitas harian anak untuk memastikan bahwa kebutuhan dasar mereka terpenuhi.****