Gen Z Menolak Kerja Kantoran Orang Tua Masih Bisa Kasih Makan
Perusahaan-perusahaan menghadapi tantangan baru dalam merekrut Gen Z. Tingginya tingkat turnover memaksa perusahaan mengubah sistem pelatihan menjadi lebih singkat dan efisien.
"Rugi kita sebagai perusahaan kalau bikin sistem trainingnya 1 minggu atau 2 minggu. Karena setelah 2 minggu belum tentu dia lanjut," jelas Daniel Christian Tarigan.
Gen Z juga memiliki pandangan berbeda tentang komitmen jangka panjang.
Mereka tidak masalah dengan pola kerja yang tidak konstan: bekerja bulan ini, tidak bekerja bulan depan. Berbeda dengan generasi milenial yang umumnya mencari stabilitas karena sudah memiliki tanggungan keluarga.
Kesadaran akan hak-hak pekerja juga meningkat di kalangan Gen Z.
"Mereka tidak menerima apa saja yang perusahaan suruh. Dia akan menuntut haknya ketika dia bisa menuntut haknya. Itu tipikal anak-anak Gen Z karena informasi sudah menyebar," tambah Daniel Christian Tarigan.
Perusahaan perlu beradaptasi dengan membuat sistem yang kuat dan efisien. Proses rekrutmen juga membutuhkan database talent yang lebih besar, karena untuk merekrut satu karyawan mungkin membutuhkan 30-40 bahkan 100 kandidat.*