Kenapa Generasi Z Dikenal sebagai Generasi Terpuruk?

Ilustrasi Gen Z stress dalam pekerjaan
Sumber :
  • Pinterest

VIVABandung – Deddy Corbuzier, dalam podcast youtube NOICE mengangkat tema yang menarik perhatian.

Lulusan S1 Gen Z di Umur 19 Tahun Ini Ungkap Rahasia Sukses di Dunia Kerja

Di tengah perkembangan dunia yang pesat, Deddy merasa resah dengan Generasi Z.

Menurut Deddy, generasi ini menghadapi banyak tantangan.

8 Kalimat Orang Tua yang Bisa Menghancurkan Masa Depan Anak

Ia menyebut mereka sebagai generasi terpuruk, yang memiliki sifat-sifat yang membuat mereka sulit diatur dan kurang fokus.

“Mereka adalah generasi yang sangat self-centric. Segala sesuatu berputar di sekitar diri mereka sendiri," ujar Deddy.

Mengejutkan! Anak yang Terlalu Penurut Bisa Jadi Tanda Masalah Mental

Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa, meskipun memiliki akses informasi yang lebih banyak, generasi ini sering kali menunjukkan sikap malas dan tidak terfokus.

“Kita hidup di era di mana semua orang bisa bersekolah, tetapi tidak semua orang mau berusaha,” katanya.

 

Ilustrasi Gen Z Happy Day

Photo :
  • Pinterest

 

Salah satu penyebab lain dari masalah ini adalah sifat egosentrik yang dimiliki oleh generasi Z.

Mereka merasa berhak untuk mendapatkan dampak positif dalam hidup mereka tanpa harus bekerja keras untuk mencapainya.

Stres yang dialami oleh generasi ini juga menjadi perhatian.

Menurut Deddy, mereka adalah generasi yang banyak membutuhkan penyembuhan dengan mayoritas masalah kesehatan mental.

“Kita melihat banyak dari mereka yang terjebak dalam ketidakpastian dan keresahan,” ungkapnya.

Masalah kesehatan mental ini semakin memperburuk situasi, dan membuat mereka lebih sulit beradaptasi dengan lingkungan.

Deddy juga mengaitkan fenomena kekerasan yang terjadi di masyarakat, seperti di bioskop dan transportasi umum, dengan generasi ini.

Ia menyatakan bahwa banyak tindakan negatif yang dilakukan oleh Generasi Z.

Namun ia menekankan bahwa ini bukan semata-mata kesalahan mereka.

“Salah satu faktornya adalah pendidikan. Semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar rasa priviledge yang mereka rasakan," terangnya.

"Mereka merasa lebih pintar dan lebih baik dibandingkan generasi sebelumnya,” jelas Deddy.

Selain pendidikan, Deddy mencatat beberapa faktor lain yang berkontribusi terhadap masalah yang dihadapi generasi ini.

Dalam pandangannya, pendidikan yang tidak dibarengi dengan nilai-nilai moral dan etika dapat menyebabkan masalah besar.

Generasi ini perlu mengembangkan kesadaran akan pentingnya kerja keras dan tanggung jawab.

“Jika kita ingin melihat perubahan positif, kita harus mulai mengajarkan nilai-nilai ini sejak dini," ujarnya.

Dalam kesimpulannya, Deddy mengajak untuk merenungkan peran generasi sebelumnya dalam membentuk karakter generasi Z.

Dia berharap, dengan kesadaran dan kerja sama, kita bisa menciptakan generasi yang lebih baik di masa depan.****