Pentingnya Mengenali Anak Gagal Tumbuh yang Sering Terabaikan Orang Tua
VIVABandung – Pertumbuhan anak merupakan aspek penting yang perlu dipantau secara teratur oleh orangtua. Namun, banyak orangtua yang kurang memahami tanda-tanda anak mengalami gagal tumbuh.
Dokter Spesialis Anak Mayapada Hospital Kuningan, dr. Kurniawan Denta, M.Sc, Sp.A dalam podcast Channel Youtube Mayapada Hospital menjelaskan gagal tumbuh bukanlah kondisi yang bisa diabaikan begitu saja. Kondisi ini bisa berujung pada masalah yang lebih serius.
"Ini bukan kayak sakit misalnya demam gitu ya satu hari selesai. Ini adalah sebuah kondisi yang butuh pelacakan atau investigasi yang cukup dalam," ungkap dr. Kurniawan Denta.
Orangtua perlu memperhatikan kurva pertumbuhan anak yang tercatat dalam buku KMS atau buku KIA. Kurva ini menunjukkan target kenaikan berat badan setiap bulannya.
Pada usia di bawah satu tahun, kenaikan berat badan bayi bisa mencapai 800-900 gram per bulan. Angka ini akan berkurang seiring bertambahnya usia anak.
dr. Kurniawan Denta menjelaskan bahwa ada dua penyebab utama gagal tumbuh pada anak.
Pertama adalah asupan nutrisi yang kurang optimal atau tidak sesuai dengan kebutuhan anak.
Penyebab kedua adalah kondisi kesehatan atau penyakit yang diderita anak. Ketika sakit, energi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh justru dipakai untuk pemulihan.
Kondisi gagal tumbuh yang dibiarkan dapat mengakibatkan gangguan perkembangan otak anak. Hal ini akan berdampak pada kemampuan kognitif di masa depan.
"Kalau misalnya ada sesuatu yang terjadi pada 1000 hari pertama pada perkembangan bayi atau perkembangan balita atau perkembangan otaknya, kalau kita baru sadar setelah 1000 hari itu susah untuk mengembalikan seperti semula lagi," tegas dr. Kurniawan Denta.
Pencegahan gagal tumbuh dimulai dari pengetahuan orangtua. Banyak praktik pemberian makan yang keliru masih dilakukan, seperti memberikan makanan padat terlalu dini.
Pemantauan pertumbuhan secara rutin menjadi kunci utama. Orang tua wajib melakukan pengecekan pertumbuhan dan perkembangan setiap bulan di Puskesmas, Posyandu, atau dokter spesialis anak.
Pemberian suplemen zat besi juga penting dilakukan mulai usia 4 bulan hingga 2 tahun. Zat besi berperan dalam penyerapan nutrisi dan pembentukan sel darah merah.
Jika ditemukan tanda gagal tumbuh, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh. Evaluasi meliputi pengukuran status gizi, riwayat pertumbuhan, dan pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Riwayat kesehatan ibu selama kehamilan dan riwayat kelahiran anak juga menjadi pertimbangan penting dalam evaluasi.
Penanganan gagal tumbuh disesuaikan dengan penyebabnya. Intervensi bisa berupa perbaikan asupan nutrisi atau pengobatan penyakit yang mendasari.****