Tradisi Munggahan: Ritual Sakral Masyarakat Sunda Sebelum Menyambut Ramadan
VIVABandung – Tradisi munggahan merupakan warisan budaya yang masih dilestarikan oleh masyarakat Sunda menjelang bulan suci Ramadan. Ritual ini mengandung makna mendalam sebagai bentuk persiapan spiritual dan sosial.
Secara etimologi, kata "munggahan" berasal dari bahasa Sunda yaitu "unggah" yang berarti naik atau memasuki tempat yang lebih tinggi. Hal ini mencerminkan transisi menuju fase kehidupan yang lebih baik.
Dalam Kamus Umum Bahasa Sunda tahun 1992, munggahan didefinisikan sebagai hari pertama puasa di bulan Ramadan. Namun praktiknya, tradisi ini dilaksanakan sehari sebelum memasuki bulan puasa.
Pelaksanaan munggahan memiliki beragam bentuk aktivitas. Kegiatan yang paling umum adalah berkumpul dan makan bersama dengan keluarga besar.
Selain itu, sebagian masyarakat Sunda juga melakukan ziarah kubur ke makam keluarga atau para wali dan ulama. Ini menjadi momen untuk mendoakan arwah leluhur.
Tradisi munggahan menjadi wadah untuk mempererat tali silaturahmi. Momen ini dimanfaatkan untuk berkumpul dengan keluarga, sahabat, kerabat, hingga tetangga.
Aspek penting lainnya adalah saling memaafkan. Masyarakat Sunda meyakini bahwa memulai ibadah puasa harus dengan hati yang bersih dan suci.