Proses Autopsi Jasad Sopir Taksi Online di Depok Penuh Kejanggalan

Ilustrasi autopsi
Sumber :
  • pixabay

Viva Bandung – Keluarga dan pengacara Sony Rizal Taihitu, korban perampokan dan pembunuhan anggota Polres 88 Antiteror, mengaku ada kejanggalan dalam proses otopsi polisi.

Buronan 8 Tahun! 5 Fakta Penangkapan Pegi Perong, Pembunuh Vina Cirebon yang Menggemparkan

Pengacara keluarga korban, Jundri R. Berutu mengatakan, penganiayaan terjadi karena tidak ada perwakilan keluarga yang mengawasi proses otopsi.

"Fakta lainnya, baru-baru ini pihak keluarga justru mempersoalkan karena tidak ada keluarga yang diperbolehkan bersaksi saat otopsi," kata Jundri kepada media di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (14/2/2023).

Pantas 8 Tahun Tak Tertangkap, Ternyata Begini Cara Pegi Kelabui Polisi

“Meskipun keluarga tiba, mereka diusir. Sehingga pihak keluarga ragu apakah persidangan dilakukan dengan benar, misalnya pembunuhan itu benar-benar penusukan atau disebabkan oleh senjata lain, senjata atau sesuatu yang kita sebut tidak melihat," lanjutnya. Jundri mengatakan, pihaknya juga tidak menemukan informasi mengenai hasil otopsi tersebut.

Pihaknya juga mempublikasikan hasil otopsi yang dilakukan anggota Satuan Antiteror 88 Polri terhadap jenazah sopir taksi dunia maya korban perampokan dan pembunuhan itu.

Ini Profil Pegi yang Diduga Otak Pembunuhan Vina Cirebon

“Kami tidak bisa memastikan apakah hasil otopsi harus diberikan atau setidaknya dikomunikasikan secara lisan. Tapi tidak ada orang di sekitar kami yang mengindikasikan bahwa hal ini bisa dijelaskan melalui forensik. Termasuk fungsi organ tubuh apakah otopsi utuh atau tidak, "ucap Jundri 

"Karena beberapa keluarga melihat bahwa mereka dipotong di sini (di sekitar leher) tetapi dengan cara dijahit (dada tengah atas lebih dekat ke leher)," katanya.

Diketahui, pembunuhan seorang sopir taksi online bernama Sony Rizal Taihitu terjadi pada Senin (23/01/2023) di kawasan Jalan Nusantara, Bukit Cengkeh, Kota Depok.

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pegawai Satuan Khusus Antiteror 88 berinisial HS hingga korban meninggal dunia akibat luka tusukan.