Keutamaan Puasa Pada Hari Ke-Dua Belas Bulan Ramadan
- viva.co.id
VIVA Bandung - Melaksanakan puasa pada bulan ramadan merupakan suatu kewajiban yang harus dijalan oleh umat bile telah memenuhi syarat-syaratnya, ternyata selain sebagai bentuk melaksanakan kewajiban terdapat berbagai manfaat dan keutamaan saat menjalankannya.
Terdapat berbagai keutamaan puasa Ramadhan hari ke-1 sampai 30 menurut kitab Fadhâil Al-Asyhur Ats-Tsalâtsah. Di luar itu, menjalankan puasa Ramadhan adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim, dimana jika ditinggalkan akan berujung dosa.
Kewajiban berpuasa Ramadhan ini tertuang dalam firman Allah SWT:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Yaa ayyuhallaziina aamanuu kutiba ‘alaikumush-shiyamu kamaa kutiba ‘alallaziina ming qablikum la’allakum tattaquun.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.
Pada dasarnya, puasa Ramadhan memiliki kedudukan yang sangat agung dan menjadi salah satu jenis ibadah tertua dalam sejarah umat manusia.
Secara bahasa puasa berarti “menahan”. Maryam berkata : “Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemmurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”..” (QS. Maryam : 26).
Adapun secara istilah puasa berarti “menahan dari makan, minum dan jima' (bersetubuh) serta hal-hal yang membatalkan puasa dalam rangka ibadah yang dimulai sejak terbitnya sampai fajar dengan tenggelamnya matahari”.
Keutamaan hari ke-12 puasa Ramadhan
Allah SWT akan mengubah keburukan-keburukan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa menjadi kebaikan-kebaikan.
Dalam keterangan lain diungkapkan, keutamaan hari ke-12 puasa Ramadhan, Allah Azza wa Jalla menjadikan bagi kalian keimanan yang dapat merubah keburukan-keburukan menjadi kebaikan-kebaikan yang berlipat-ganda, dan mencatat bagi kalian setiap kebaikan seribu kebaikan.
Jika mengingat akan dosa-dosa, hati orang beriman pasti akan terus menyesal, merasa sedih, bahkan sesekali bisa menetaskan air mata. Taubat memang seperti itu. Orang yang dikatakan bertaubat dengan sebenarnya bila ia menyesali dosa yang telah lalu, meninggalkan maksiat saat ini juga dan bertekad tidak akan mengulanginya lagi di masa mendatang. Sedih dan terus menyesali dosa itulah jalan untuk kembali pada Allah.