Gerhana Matahari Kamis 20 April 2023, Pertanda Akhir Bulan Ramadhan 1444 H?
- VIVA.co.id
"Ketika Bulan kembali ke titik awal itulah para astronom menyebutnya dengan ijtimak/konjungsi. Peristiwa itu juga dianggap sebagai bulan baru, karena Bulan memang mulai mengelilingi Bumi kembali," kata Najmuddin dikutip dari laman Muhammadiyah, Rabu (19/4/2023).
Najmuddin menegaskan, peristiwa ijtimak bisa terjadi di waktu pagi ataupun malam. Secara astronomi kapan pun waktunya, sepanjang sudah Ijtimak, maka bulan baru telah dimulai. Namun untuk penggunaan praktis dalam membuat kalender dan penentuan hari, maka harus ada kriteria tertentu untuk mengatur kapan dimulainya bulan baru.
"Kalau hanya berpatokan pada Ijtimak saja, maka awal bulan bisa dimulai pukul 10:00, bisa juga pukul 17:00, bahkan ketika tengah malam pun bisa," tegasnya.
Dengan demikian, kata dia, ulama bersepakat untuk memulai hari ketika terbenamnya Matahari/maghrib. Ketika Bulan sudah ijtimak, maka ada syarat yang perlu ditambah. Konsep wujudul hilal yang dipakai Muhammadiyah menambahkan syarat hilal masih berada di atas ufuk saat Matahari terbenam.
"Dengan demikian, secara astronomi Bulan memang sudah masuk bulan baru dan untuk kepentingan menentukan awal Bulan, kaidah ini bisa dipakai secara praktis," terangnya.
Kembali kepada posisi Matahari, Bulan, dan Bumi ketika awal bulan. Posisi ini disebut sebagai ijtimak karena awal permulaan Bulan mengelilingi Bumi menggunakan acuan Matahari, dimulai pada titik tersebut.
Ketika terjadi ijtimak, Matahari, Bulan, dan Bumi memang berada dalam posisi yang berurutan, namun tidak selalu dalam ekliptika yang sama. Hal ini disebabkan oleh bidang orbit Bulan mengelilingi Bumi memiliki kemiringan yang berbeda dengan bidang orbit Bumi terhadap Matahari.