Suhu Madinah Mencapai 40 Derajat Celcius, Jemaah Haji Rentan Terkena 5 Penyakit Ini

Cuaca Ekstrem di Madinah
Sumber :

Viva Bandung – Pada akhir bulan Mei ini, Madinah sedang dilanda musim panas. Suhu pada siang hari bisa mencapai 40 derajat celcius, atau bahkan lebih. Kelembapan udara pun jauh lebih rendah daripada di Indonesia.

Detik-detik Pesawat Jemaah Haji Sulsel Terbakar di Udara, Mendarat Darurat Penuh Ketegangan

Kelembapan udara yang sangat rendah bisa membuat panas terasa lebih menyengat, namun tubuh tidak dapat berkeringat. Mekanisme berkeringat adalah cara untuk membuat suhu tubuh lebih stabil.

Menurut Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi, dr. M. Imran, jemaah haji dari Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah. Mereka harus menyiapkan perlindungan tambahan supaya tetap bisa beribadah dengan tenang di tengah teriknya Madinah.

Asyik! Hotel Jemaah Haji Indonesia Kini Dekat Masjid Nabawi di Madinah dengan Fasilitas Lengkap

Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah,” tutur dr. Imran, dalam keterangan persnya, dikutip Rabu 31 Mei 2023.

Ada lima penyakit yang dapat muncul karena cuaca panas Madinah. Ini terjadi karena kondisi tubuh yang menurun serta kurangnya memerhatikan suhu lingkungan. 

Hindari Tersesat di Tanah Suci: 10 Tips Aman dan Nyaman untuk Jemaah Haji Indonesia

ISPA

Pertama, ada penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA. Gejala ISOA biasanya muncul berupa batuk, Udara kering Madinah bisa membuat lapisan dalam mulut dan hidung menjadi kering dan memicu batuk.

 

Dehidrasi

Selanjutnya, ada dehidrasi karena kelembapan udara yang rendah. Jemaah haji sering kali tidak merasakan secara langsung rasa haus ketika beraktivitas di luar ruangan. Gejala yang sering dialami biasanya pusing.

Selain itu, dehidrasi juga bisa sangat berbahaya bagi jemaah lansia, karena banyak yang mengalami gangguan persepsi haus. Hal itu dapat memicu dehidrasi berat yang berbahaya.

Jemaah haji disarankan untuk minum air 250 ml setiap satu jam sekali. Hal ini sebagai upaya mencegah tenggorokan kering dan tidak memicu batuk.

 

Heat Exhaustion

Selanjutnya, ada kelelahan karena panas. Aktivitas jemaah haji di Madinah adalah aktivitas fisik.  Ada banyak yang berjalan kaki dari hotel menuju masjid Nabawi untuk salat Arbain.

Ibadah ini membuat jemaah beraktivitas lebih dengan berjalan kaki. Selain itu, akan lebih sering pula terpapar sinar matahari, terutama ketika zuhur dan ashar.

Gejala yang sering muncul karena heat exhaustion adalah pusing, berkeringat dingin, kram otot, hingga pingsan.

Untuk mencegah hal tersebut, jemaah haji disarankan untuk memakai payung, membawa botol semprot air, dan memakai masker.

 

Heatstroke

Keempat, penyakit yang rentan datang juga adalah heatstroke. Ini merupakan tingkat lanjutan dari heat exhaustion. Heatstroke adalah gangguan organ otak, jantung, hingga ginjal karena suhu, sehingga membuat orang mengalami kondisi seperti stroke.

 

Kaki Melepuh

Terakhir, dan yang paling sering terjadi adalah kaki melepuh. Ada banyak jemaah haji Indonesia yang kehilangan alas kaki saat pergi ke masjid Nabawi. Mereka pun akan memaksakan diri untuk berjalan kaki tanpa alas. Dengan suhu ekstrem seperti sekarang, berjalan kaki tanpa alas bisa membuat kaki melepuh.