Perayaan Waisak Menjadi Momen untuk Menata Ulang Fungsi Candi Borobudur
“Itu yang tadi saya bilang positioning Borobudur untuk ke depan, wisata seperti apa yang cocok untuk Borobudur. Apakah wisata heritage, cultural, spiritual, dan wisatawannya dari mana, apakah dari South East Asia, dan lain sebagainya, itu kan harus kita tata ulang,” katanya.
Sementara itu Hetty Herawati Direktur Pemasaran, Pelayanan, dan Pengembangan Usaha PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (TWC) juga mengungkapkan bahwa Asia adalah pasar wisata spiritual atau ziarah yang besar untuk digarap.
Sambutan hangat dan antusiasme masyarakat yang turut menyaksikan serta menyukseskan prosesi perayaan Waisak dinilai menjadi langkah awal dalam pengembangan destinasi tersebut.
“Kita bukan melihat (tidak hanya) nilai spiritual, tapi nilai universal dari Borobudur. Kan Borobudur punya banyak wisdom (kearifan) soal nilai-nilai kehidupan,” katanya.
Hetty juga menambahkan, meskipun baru ada di level 60-80% pulih dibandingkan sebelum pandemi COVID-19, namun pertumbuhan jumlah pengunjung di situs agama Buddha itu cukup menggembirakan. Apalagi ketika pihaknya fokus untuk mendorong kualitas, bukan sekadar jumlah pengunjung.
“Saat ini kita fokus kualitas, membangun story telling, salah satunya dengan Waisak ini, kita banyak story yang bisa kita bangun sehingga soul dari Borobudur ini yang kita kembangkan. Kita ingin orang datang ke sini bisa terinspirasi dengan soul-nya Borobudur,” kata Hetty.