Negara Punya Hutang ke Jusuf Hamka Konglomerat Jalan Tol, Pantas Saja Profilnya Mentereng

Jusuf Hamka
Sumber :

Viva BandungJusuf Hamka menagih utang pemerintah sebesar Rp800 miliar kepada perusahaannya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP) yang bermula dari deposito sebesar Rp78 miliar di Bank Yakin Makmur (Yama) yang dilikuidasi pemerintah pada saat krisis moneter 1998.

Kebijakan Pemerintah Indonesia Membatasi Distribusi iPhone 16

Pria yang akrab disapa Babah Alun itu mengaku belum mendapatkan kembali uang depositonya setelah pemerintah berdalih bahwa CMNP terafiliasi pemilik Bank Yama, yaitu Siti Hardijanti Rukmana atau Tutut Soeharto.

Tudingan tersebut dibantah Jusuf Hamka hingga ia mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung dan dimenangkan pada 2015, sehingga pemerintah diwajibkan membayar deposito CMNP di Bank Yama beserta bunganya sebesar 2 persen per bulan.

Cek Pengumuman Seleksi Administrasi PPPK di Sini

Jusuf Hamka mengaku sudah bersurat dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kemenkeu medio 2019—2020 namun kemudian komunikasi tersendat dan pihak DJKN menyatakan sedang melakukan verifikasi di Kemenkopolhukam.

Lantaran proses verifikasi yang sudah berlangsung tiga tahun tanpa hasil, Jusuf Hamka akhirnya kembali bersuara untuk menagih utang pemerintah tersebut.

Profil Tom Lembong: Dari Kepercayaan Jokowi hingga Timses AMIN

Profil Jusuf Hamka

 

Jusuf Hamka

Photo :
  • -

 

Jusuf Hamka pengusaha kaya dengan harta berlimpah yang kerap disebut sebagai Konglomerat Jalan Tol. Pria yang kerap disapa Babah Alun ini, diketahui seorang bos perusahaan jalan tol PT CITRA MARGA Nusaphala Persada (CMNP). Jusuf Hamka masuk Islam pada tahun 1981 dan bertemu dengan sosok ulama besar Buya Hamka.

Babah Alun dikenal sebagai sosok yang memiliki sifat dermawan serta senang membantu orang di sekitarnya.

Namun, siapa sangka cerita masa kecil pengusaha sukses berdarah Tionghoa ini cukup menyedihkan sekaligus berkesan. Jusuf Hamka menceritakan kisah masa kecilnya, pada waktu itu sangat bercita-cita sebagai tukang parkir. 

Alasannya adalah ketika pergi ke sekolah dan melewati Metro Pasar Baru Jakarta, pada saat itu banyak teman-temannya yang ikut parkir sekitaran belakang bangunan Metro Pasar Baru tersebut.

Pada usia 15 tahun, bermimpi sebagai tukang parkir. Di kala itu hanya jualan gorengan, jualan es mambo. 

"Saya bukan orang kaya, ibu bapak saya Guru, Dosen bapak saya, ibu saya guru. Tapi belakangan saya melihat gini, uang jajan saya kan terbatas," ujarnya Youtube CURHAT BANG Denny Sumargo.

Sebagai siswa dengan uang jajan yang terbatas. Ia mencari cara menyiasati cari penghasilan. Jusuf kecil ditawari oleh temannya untuk membantu dagang jual es mambo dari ibunya. Sepulang sekolah telah berjualan es mambo dan asongan yang berisi kacang goreng.

"Itu orang beli, duitnya dikembaliin nggak mau, dilebihin duitnya kayak tip, kayak sedekahlah buat saya, karena saya jualannya di Masjid Istiqlal, " ucapnya.

Jusuf Hamka  mengaku bahwa pada saat itu dirinya mendapat hoki atau barokah saat berjualan di sekitaran Masjid Istiqlal.

Disinggung oleh Denny Sumargo, apakah saat itu Jusuf Hamka tidak malu, dengan tegas Bos Jalan Tol itu menyatakan tidak malu. "Sekarang saja tidak malu," tuturnya.

"Ada filosofis saya, gengsi makan biaya, kalau ini gengsi akhirnya tidak punya biaya kalau malu. Gengsi itu makan biaya jadi buat apa kita malu-malu atau gengsi," ungkapnya.

"Selama kita nggak mencuri, selama kita nggak menipu, kenapa harus malu? halal-halal saja dan sah-sah saja," tambahnya.