Fajri Obesitas 300Kg Diduga Tergolong Penyakit Langka, Tim Dokter RSCM Evaluasi Peyebabnya

Fajri pria obesitas
Sumber :

Fajri yang bobotnya hampir 300 kg dari Tangerang berada di rumah sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Muhammad Fajri (MF) masih menjadi subjek penyelidikan tentang alasan mengapa dia menjadi gemuk. Sebuah kelainan genetik diduga menjadi penyebabnya.

Profil Diani Kartini, Dokter Spesialis yang Mengungkap Larangan Jilbab Bagi Pegawai di RS Medistra

Dr. Dicky Levenus Tahapary, Sp.PD, seorang spesialis penyakit, menjelaskan bahwa timnya menilai penyebab metabolisme pasien. Dokter sampai saat ini menemukan masalah kelainan genetik yang menyebabkan penumpukkan lemak di tubuh.

“Kita sedang cari apakah ini (obesitas) ke arah genetik yang berkontribusi terhadap penumpukan masalah lemak atau bukan. Penumpukan lemak akan mengganggu fungsi organ dan juga imunitas tubuh akan mengalami penurunan untuk melawan infeksi,” ucap dokter Dicky, dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta. Senada, Dokter Spesiali Gizi dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK mengatakan kasus Fajri tergolong langka, karena tidak umum untuk ukuran tubuh seseorang. 

RS Medistra Jakarta Diduga Larang Pegawainya Kenakan Jilbab, Dokter Spesialis Ini Pilih Mundur

“Jadi sebetulnya manusia itu punya respons untuk menjaga rasa laparnya itu tetap seimbang. Namun karena pasien ini banyak tidak bergerak karena kondisinya, sehingga semakin banyak deposit lemak atau timbunan lemak yang tertumpuk dalam tubuhnya,” ungkap dokter Nurul, di kesempatan yang sama.

“Kalau menurut saya mungkin di awal tidak ada upaya prevensi karena pasien tidak memiliki insight yang baik mengenai gizi,” ungkapnya. 

Ayah Aulia Risma Meninggal Dunia, Kesehatan Menurun usai Sang Anak Diduga Bunuh Diri

Dokter Lies tidak dapat menjamin kesembuhan Fajri karena kondisinya yang unik karena proses pengobatannya membutuhkan banyak alat perawatan dan waktu yang cukup lama dengan tim dokter multidisipliner untuk benar-benar menangani dengan tepat. Sistem pernapasannya menjadi perhatian utama. 

"Melihat kasus ini kayanya agak lama (sembuh). Kita harus berpikir mengenai kondisi berat saja bagaimana harus lepas dari ventilator. Kita tak mungkin lepas dalam 1-2 hari," ujar dokter Lies.

Halaman Selanjutnya
img_title