Tim Dokter RMSC Sebut Kondisi Fajri Pria Obesitas 300Kg Alami Banyak Penyumbatan, Segera Jalani Oper
Viva Bandung – Tim medis masih mencoba mencari tahu lebih dalam penyebab depresi yang dialami sehingga membutuhkan dampingan psikiater. Dokter Arta menambahkan bahwa Fajri sendiri saat ini memiliki kondisi yang cukup rumit dengan sejumlah masalah kesehatan fisik lainnya yang jadi prioritas pengobatan.
"Prosedurnya cukup banyak dan cukup kompleks. Kondisinya ini membuat banyak komplikasi di organ tubuh lainnya, jadi nanti kita pada akhirnya akan melakukan tindakan sesuatu sesuai indikasi," kata dokter Arta.
Lantaran kondisinya yang langka, dokter Lies tak dapat memastikan peluang kesembuhan Fajri. Sebab, proses pengobatannya membutuhkan berbagai alat perawatan serta waktu yang cukup lama dengan tim dokter multidisiplin agar benar-benar menangani dengan tepat. Satu hal yang paling disorot adalah sistem pernapasannya.
"Melihat kasus ini kayanya agak lama (sembuh). Kita harus berpikir mengenai kondisi berat saja bagaimana harus lepas dari ventilator. Kita tak mungkin lepas dalam 1-2 hari," ujar dokter Lies. Lebih dalam, tim medis saat ini sedang berupaya untuk menstabilkan kondisi Fajri yang mengalami penurunan sistem pernapasan sehingga butuh alat penunjang napas tersebut. Selain itu, dokter menyoroti sejumlah luka yang ada di tubuh Fajri untuk segera diobati.
"Lukanya juga banyak. Saking besarnya gesekan antar anggota tubuh jadi bikin luka, misalnya di paha dan punggung karena dia terus terlentang," bebernya.
Dokter Nadia melanjutkan bahwa sebenarnya pembesaran pada kaki kanan yang mulai membengkak itu terlihat terjadi sejak tiga bulan lalu.
Diduga, berat badannya yang obesitas ekstrem turut terkait oleh kondisi kaki gajah. Namun, tim medis memiliki dugaan lain terkait obesitas dan kaki gajah.
"Kalau menurut kami pokoknya jelas ada hubungan dengan sumbatan limfa. Obes-nya sih bisa (disebabkan kaki gajah), tapi kemungkinan besar ada hubungan dengan kecelakaan tiga tahun lalu, ini masih dugaan ya," imbuhnya.
Ada pun, Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti mengatakan bahwa kondisi Fajri saat dirujuk dari RSUD Tangerang ke RSCM nampak kelelahan.
"Kaki kanan yang membesar itu kita membuat difusi dengan limfedema, yaitu akibat dari sumbatan limfa. Kemungkinan juga penyebabnya apa, apakah kemungkinan ada devite di trombosit, tadi sedang kita cari," ungkap dr Nadia, dalam konferensi pers di RSCM, Jakarta, Rabu 14 Juni 2023.
Hal itu disebabkan oleh penyakit Filariasis disebabkan oleh tiga spesies cacing Filaria, yaitu Wucheria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang ditularkan dengan perantaraan nyamuk sebagai vektornya.
Berbeda dengan penyakit DBD atau Malaria yang hanya ditularkan oleh satu jenis nyamuk tertentu, penyakit kaki gajah dapat ditularkan oleh semua jenis nyamuk, baik genus Anopheles, Culex, Aedes, dan Armigeres.
Saat ini, pria yang berasal dari Tangerang itu menghadapi kesulitan dalam penanganan tubuhnya oleh dokter, dan dia harus dirawat di ruangan khusus dengan berbagai peralatan medis. Menurut dr. Sidharta Kusuma Manggala, KSM Anestesiologi dan Perawatan Intensif RSCM, Fajri baru diketahui mengalami depresi setelah menjalani perawatan selama beberapa hari di RSCM.
Fajri, seorang pria obesitas dengan berat badan hingga 300 kilogram, menjadi perhatian karena kondisinya yang semakin memburuk hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta.
Kondisi Fajri tidak hanya menurun karena masalah pernapasan, tetapi dia juga pernah mengalami masalah mental yang diduga depresi.
Ada pun, Direktur Utama RSCM, dr Lies Dina Liastuti mengatakan bahwa kondisi Fajri saat dirujuk dari RSUD Tangerang ke RSCM nampak kelelahan. Tak hanya itu, kondisi Fajri yang masih sadarkan diri tercatat mengalami kesulitan napas dan gerak sehingga tim dokter perlu memeriksa sejumlah fungsi organ.
"Kita sedang memeriksa ada beberapa yang sudah ada hasilnya, antara lain fungsi jantung, paru, ginjal sampai hati kita harus periksakan. Bagaimana yang lain-lain kita harus pastikan apakah perlu diskusi dengan tim dari penyakit langka," ujar dokter Lies.
Dokter Arta, sapaannya, menyatakan bahwa tim medis sedang menyelidiki sumber depresi Fajri beberapa waktu lalu. Menurutnya, kesehatan fisiknya mungkin terkait dengan depresi ini.
"Ya pasti ada hubungannya. Bayangin aja, kita nggak keluar rumah aja stres, dia (Fajri) nggak keluar kamar setahun. Padahal setahun yang lalu dia masih bisa nyetir motor," tambahnya.