Pakar Komunikasi Menduga Panji Gumilang Mengidap Sindrom Megalomania

Pimpinan Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang
Sumber :
  • VIVA.co.id

Viva Bandung – Uwes Fatoni, pakar komunikasi Islam Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati menduga Panji Gumilang yang sering mengucapkan pernyataan kontroversi dalam ceramahnya diduga karena mengidap sindrom megalomania.

Mengenal Intan Srinita Konten Kreator yang Tuding Roy Suryo Dalang Akun Fufufafa

Sindrom megalomania ini mendorong pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun itu memiliki rasa percaya diri ketika melontarkan berbagai gagasan di luar syariat Islam dengan maksud agar Panji dianggap sosok yang hebat.

"Sepertinya Syekh Panji Gumilang mengalami sindrom megalomania dengan merasa bahwa dirinya besar, sehingga memberikan gagasan-gagasan yang ingin menunjukkan bahwa pemikirannya hebat," kata Uwes kepada wartawan, Jumat 23 Juni 2023.

Viral Teori Baru Roy Suryo Dituduh Pemilik Asli Akun Fufufafa

Apalagi posisinya di ponpes Al-Zaytun membuat Panji Gumilang semakin kuat dan seluruh pernyataan tersebut tidak bisa dibantah oleh para santri. Namun ketika gagasan tersebut muncul di media sosial, keresahan pun timbul di masyarakat.

Bardasarkan beberapa sumber, sindrom megalomania adalah keyakinan dalam diri sseseorang bahwa dirinya memiliki kebesaran, keagungan, serta kekuasaan. Keyakinan ini tidak hanya ditunjukkan dengan sikap sombong, tetapi bagian dari gangguan jiwa.

Berkaca Pada Senegal, Laga Timnas Indonesia Vs Bahrain Bisa Diulang

Beberapa gejala sindrom megalomania antara lain:

1. Sulit membedakan mana yang nyata dan tidak, dalam medis ini dikenal dengan istilah skizofrenia. 

2. Menganggap dirinya selalu benar dan hebat meskipun sudah terdapat fakta-fakta yang membuktikan sebaliknya. 

3. Marah ketika pendapatnya dibantah. 

4. Sulit akrab dengan orang.

5. Gangguan bipolar, penderita kerap mengalami perubahan emosi secara tiba-tiba.

Sementara penyebab sindrom megalomania sendiri belum diketahui dengan pasti. Namun ada beberapa faktor yang diyakini menjadi pemicunya, antara lain stres, pemakaian obat-obatan terlarang, tidak seimbangnya senyawa kimia dalam otak, hingga tidak bersosialisasi dengan orang lain.

Psikoterapi, seperti terapi bicara atau terapi perilaku kognitif, dinilai dapat membantu meringankan gejala megalomania. Psikoterapi tersebut bertujuan untuk mengubah pemikiran yang tidak masuk akal menjadi lebih masuk akal dan bisa dipertahankan.