Faktor-Faktor Penyebab 614 Jemaah Haji Indonesia Wafat di Tanah Suci

Ilustrasi, Ibadah Haji 2022.
Sumber :
  • Pixabay / Konevi

Viva Bandung – Di tengah proses pulangnya jemaah haji gelombang satu, jumlah jemaah Indonesia yang meninggal dunia terus bertambah. Hingga hari ke-52 proses operasional haji, total jemaah yang meninggal mencapai 614 orang.

Asyik! Hotel Jemaah Haji Indonesia Kini Dekat Masjid Nabawi di Madinah dengan Fasilitas Lengkap

Arsad Hidayat, selaku Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag), mengakui bahwa jumlah jemaah haji yang meninggal di Tanah Suci adalah angka tertinggi sejak tahun 2015.

Menurutnya, jumlah kasus kematian yang tinggi ini tidak lepas dari profil jemaah yang kebanyakan lansia untuk haji tahun ini.

Hati-Hati Penipuan Berkedok Haji, Waspadai Visa Non Haji Digunakan untuk Pergi ke Tanah Suci

Jemaah haji reguler usia lanjut jumlahnya mencapai 67.000. Tak cuma itu, jumlah jemaah haji kategori risiko tinggi (Risti) kesehatan yang diberangkatkan tahun ini juga sangat banyak, mencapai 73 persen dari total kuota 229.000.

"Saya kira faktor usia mempengaruhi, karena selama ini kan kita belum pernah jemaah lansia (lanjut usia) yang jumlahnya mencapai 67 ribu orang, 30 persen dari kuota. Di periode sebelumnya memang ada lansia, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ujar Arsad di Jeddah, Kamis malam, 14 Juli 2023. 

Hindari Tersesat di Tanah Suci: 10 Tips Aman dan Nyaman untuk Jemaah Haji Indonesia

Selain itu, Arsad juga melanjutkan sebagai Pengendali Tekniis Bimbingan Jemaah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab SAudi, faktor lain yang menjadi penyebab adalah kondisi cuaca dan kondisi lapangan.

Dia juga mengungkapkan, jumlah jemaah haji meninggal dunia meningkat signifikan pasca puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Ditambah lagi di fase tersebut, tingkat aktivitas fisik jemaah sangat tinggi. 

"Kita tahu puncak haji cukup berat dan kondisi jemaah haji kita banyak lansia, dan secara kesehatan mereka sudah sangat lemah," kata Arsad.

Arsad mengimbau kepada seluruh jemaah haji gelombang dua yang saat ini didorong ke Kota Madinah untuk tidak memaksakan diri melaksanakan ibadah sunnah di Masjid Nabawi dan aktivitas di tempat-tempat bersejarah. Apalagi kondisi di Madinah masih padat dan cuacanya panas mencapai 45 derajat Celsius.

"Kita coba lakukan komunikasi dengan jemaah haji khususnya gelombang 2 yang saat ini sudah berada di Madinah atau akan ke Madinah kita lakukan semacam sosialisasi, tolong jangan memforsir tenaga, hematlah tenaga supaya kondisinya tetap sehat dan bugar, sehingga saat jadwal kepulangan bisa dipulangkan ke Tanah Air," ucap Arsad Hidayat.

Imbauan ini juga berlaku bagi jemaah haji gelombang 1 yang saat ini masih berada di Kota Mekkah menunggu jadwal kepulangan ke Tanah Air.