Dibunuh Dengan Sadis! Ayah Dian Silviani Dosen UIN Raden Mas Said Solo Ungkap Sosok Almarhum
- Pixabay / republica
"Saya berharap polisi harus cerdik melihat celah itu. Ada sesuatu di balik ini, dan jangan puas dengan perkataan tersangka ini. Siapa tahu dia orang suruhan. Ya memang apa yang diakui sama pelaku mengapa dia sampai tega membunuh tidak sesuai dengan kenyataan," ujarnya.
Tamzil juga menuturkan bahwa sebelum pembunuhan itu terjadi, Dian sempat menceritakan bahwa ia hanya mendapat satu kelas mengajar di UIN Solo, padahal biasanya ia banyak mengajar. Ia merasa ada yang aneh dengan hal itu.
"Biasanya kami yang sudah menjadi kebiasaan, setiap jam sembilan sampai jam sepuluh, kami selalu video call, bercanda semua. Dia cerita bahwa biasanya banyak saya mengajar pak, tapi kok sekarang saya dapatnya cuma satu. Artinya untuk kepatuhan BKD tidak cukup. Salah saya apa, katanya," tuturnya.
Adik Dian, Fatin Nabila Fitri, juga menyampaikan kesaksiannya tentang kakaknya. Ia mengatakan bahwa selama ia mengunjungi kakaknya di Solo, kakaknya selalu berbuat baik dan berkata sopan kepada pelaku yang sedang memperbaiki rumahnya.
"Dua minggu saya di Solo, setelah seminggu balik dari Solo, saya ke Surabaya, saya dapat kabar, dia bilang kakak saya tololin dia. Padahal kakak saya setiap ngecek kerumah itu cuma datang ngeliat dan berkata 'Ngih Suwun pak' sambil ngasih makanan minuman. Kakak saya sering mengajak saya siang bolong mencarikan mereka minuman dan makanan," ucap Fatin.
Fatin juga menceritakan bahwa sebelum pembunuhan itu terjadi, ia dan kakaknya sempat mendengar suara langkah kaki di atas genteng rumah kakaknya. Suara itu terdengar seperti manusia dan berhenti tepat di lubang ventilator dekat kamar mandi.
"Kami dengar suara langkah kaki di atas genteng, karena tidak ngerti bahannya apa, tapi itu kalau jalan itu langsung kedengaran. Sudah biasa dengar suara tikus , kucing itu sudah biasa. Saya itu , saya tidur habis Isya, terus terbangun jam 12 malam, untuk skin care itu biasanya. Pas saya bangun itu, dari arah depan langkah kaki pelan, setiap satu langkah diam, sampai saya merasa suara itu mendekat ke kita tepatnya di lubang ventilator di dekat kamar mandi itu, bisa di buka," Fatin menuturkan.